Sejatinya reuni memanjangkan umur. Betapa tidak ajang silaturahim ini penuh canda tawa bernostalgia kelucuan orang sipil dilatih baris berbaris dan menembak. Mengubah pola disiplin sarjana berbau dunia kampus menjadi anggota TNI / Polri memang tidak mudah. Â Pendidikan dan latihan dalam waktu hanya 2,5 bulan paling tidak merubah postur tubuh menjadi lebih kekar dan tegak dan jalan tidak membungkuk atau miring bersebab ransel punggung super berat diisi sepatu plus batu bata.
Satu persatu alumni datang ke restoran dimulai dengan senyum sapa dan salam salaman dan cipika cipiki terutama untuk ibu ibu. (luarbiasa ternyata istri serdadu sudah seperti keluarga sendiri mungkin karena sering berjumpa) Inilah keluarga cemara bin bahagia nan dipertautkan dalam takdir, berbaur tanpa sekat dalam satu makna pangkat kita semua sama yaitu Purnawirawan dan Pensiunan bagi sobat yang meniti akrier di luar TNI / Polri.
Organ tunggal plus saxshopone menghangatkan suasana. Para penyanyi bergiliran menyumbangkan suara. Dr Musana dan istri menjadi bintang panggung, duet apik tenan dan berjasa membawa 5 buku catatan lagu. Maklum penyanyi amatir diperlukan contekan lagu mengingat memory sudah mulai beransur pudar.
Sahibul Bayt Mas Agus Sutikno dan Nyonya mengucapkan selamat datang dan berkisah bahwa semula acara akan diadakan di kediaman darah Kalisari. Ternyata peminat reuni terdaftar membludak sehingga lokasi di pindahkan ke restoran. Terima kasih Mas Agustik semoga kebahagiaan selalu bersama keluarga dan rezeki semakin bertambah. Amin.
Pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan di Jawa barat. Sahabat yang bermukim di Bandung dan sekitarnya akan menjadi tuan rumah. Banyak masukan terkait wisata lansia, satu hal yang penting agar perencanaan lebih matang dengan tujuan agar setiapm moment  menjadi kenangan indah seperti pertemuan sebelumnya. InshaAllah wisata dilaksanakan bada' Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah atawa Juli 2019. Panitia kecil komunitas USA (Urang Sunda Asli) dikomandoi Kang Maman dalam asuhan Kang Burhan siap dan siap sesuai dengan janji didepan podium.
Pukul 15.00 awak meluncur ke Kemang Jakarta Selatan dalam sedikit kegalauan bersebab kaca mata tertinggal di dekat buku buku catatan lagu sewaktu mendendangkan syair Fatwa Pujangga. Inilah salah satu gejala tua yaitu lupa. Bukan sekali ini kacamata plus 3 tertinggal. Untunglah kini kacamata telah tiba di rumah atas budi baik Mas Agustik mengirimkan via ojol. Kacamata adalah senjata penulis, penyambung mata rabun nan tidak tertahan arus sunatullah menjadi tua dan semakin tua.
Salamsalaman
TD