Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengucapkan Maaf Lahir Bathin Semoga Juga Bermakna Sudah Memaafkan

18 Juni 2018   03:31 Diperbarui: 18 Juni 2018   10:27 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luar biasa pada hari ini dan kemarin tidak ada orang yg merasa benar, semua mengaku salah dan tanpa malu meminta maaf. Betapa damainya negeri ini bila "roh" Idul Fitri selalu menjadi marwah dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di lingkungan pergaulan bahkan pekerjaan. Mari kita biasakan menjadi orang yang berani mengakui salah, bukan orang yang selalu merasa benar atau hebat. (Sobat Dekon Al Banjari)

Kata kunci Maaf. Itulah kosakata yang paling banyak terdengar dan tertulis  di media sosial. Bukan basa basi namun demikianlah  kenyataannya kata minta maaf diutarakan baik kepada yang dikenal maupun tidak dikenal. Masalahnya saling minta maaf itu apakah bisa dimaknai dengan sikap tulus dihati  "ya saya maafkan". Tersirat dan tersurat memaafkan jelas tidak terdengar atau tertulis di medsos.

Apakah minta maaf itu otomatis memaafkan dalam satu paket terpulang kepada masing masing individu. Semoga memang demikian hendaknya sehingga skor di Hari Raya Idhul Fitri 0 - 0. Minta maaf memang gampang tetapi memaafkan perlu proses panjang.  Kenapa begitu ? memang demikian karena seseorang setelah mendapat perlakuan tidak mengenakkan maka hatinya luka.  Luka nan sukar disembuhkan.

Namun kebesaran hati akan bisa menghancurkan kendala memberi maaf.  Inilah hikmah dari Idul Fitri, semoga setiap orang bisa memaafkan sebesar apapun kesalahan. Memang tidak semua bisa melupakan apalagi memaafkan namun semua akan berproses sejalan dengan beredarnya waktu. Apalagi apabila perseteruan itu ada dalam keluarga (family).  Mungkin lambat laun pertautan keluarga akan bisa dipulihkan kembali.

Point yang ingin disampaikan disini adalah bahwa saling memaafkan tidak harus dilakukan pada hari lebaran.  Salah paham adalah bunga kehidupan sedangkan bertengkar sebaiknya dihindarkan.  Agama mengajarkan kepada umat agar segera berbaikan apabila terjadi perselisihan.   Batas waktu 3 hari maksimal bagi sesiapa yang lebih dahulu meminta maaf. Kebesaran hati lebih dulu minta maaf adalah tabiat terpuji bersebab ketika  meminta maaf sudah satu paket memaafkan.

Tempino, 18 Juni 2018

Salamsalaman

TD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun