Terus terang awak agak terenyuh bercampur sedih ditengah kepanikan warga digoncang Gempa masih ada yang iseng mengirim berita hoax. Â Salah satu contoh dari meme tersebut berupa objek Patung Pancoran di kawasan Jakarta Selatan. Â Oknum netizen sampai hati memproduksi gambar tugu pancoran dimana patung nya terjatuh atau seolah meloncat dari posisinya. Â Keterlaluan pekerjaan ini.
Bercanda sih bercanda tetapi peristiwa alam berubah goncangan dahsyat jangan pula di buat main mainan atau lucu lucuan. Â Sepertinya oknum itu meledek Tuhan Yang Maha Kuasa. Â Bukankah apa apa yang terjadi di bumi ini baik didalam dan diatas tanah, dilautan serta di angkasa atas kehendak atau sepengetahuan Tuhan Yang Maha Esa. Â Apakah mereka tidak merasakan bagaimana begitu paniknya warga menyelamatkan diri sembari berdoa mohon perlindungan Tuhan Yang Maha Pemberi Pertolongan.
Seandainya  meme hoax itu ditujukan kepada oknum koruptor masih bisa diterima akal sehat.  Mungkin karena kekesalan terhadap perlakuan buruk menguras harta negara.  Tetapi persoalan gempa, banjir, musibah lainnya janganlah dipakai untuk bercanda.  Mungkin mereka tidak menyadari bahwa peristiwa musibah alam seperti ini menyangkut keselamatan jiwa manusia. Hendaknya terhadap Ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ada rasa hormat dan respek bersemayam didada setiap umat manusia.
Mungkin kedepan Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Â bisa di amandemen berupa hukuman berat bagi hoaxer yang menyebar foto tentang musibah. Hukuman badan memang belum ada namun kekonyolan seperti ini patut di dera hukuman sosial. Â Rasa kemanusiaan producer hoax gempa patut diduga telah mengalami penipisan secara perlahan. Entahlkah tetapi bagi awak hendaknya media sosial dimanfaatkan sebesar besarnya untuk kemaslahatan umat.
Salamsalaman
TD