Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[TR] Antara Pawang Hujan dan Resimen Anti Asap

10 Oktober 2015   12:36 Diperbarui: 10 Oktober 2015   13:45 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Resimen Anti Asap

Tanda kotak di awal judul posting ini [TR] yang bermakna Tulisan Ringan.  Boleh boleh saja menyampaikan celetukan bin pemikiran dari sobat sepergaulan ketika bersua di hari libur panjang.   Seyogyanya inspirasi untuk dijadikan topik tulisan  itu bisa didapatkan dimana saja asalkan sobat jeli memperhatikan lingkungan sekitar. Tadi pagi, Sabtu 10 Oktober 2015 di lapangan Tennis Bumi Harapan Permai (BHP) ketika rehat sejenak,  kami ngobrol ringan tentang asap.  Alhamdulillah saya mendapatkan bahan tulisan dari sobat satu hobby olahraga di Kampong Dukuh Jakarta Timur.

Sambil menunggu giliran main, awak memberitakan bahwa Bapak Presiden saat ini sedang dalam perjalanan darat dari Sumatera Barat Ke Pakanbaru terus lanjut menuju Jambi.  Blusukan Pak Jokowi sekali lagi fokus ke masalah asap sembari melihat bagaimana sih kehidupan keseharian rakyatnya di hutan Sumatera. Kalau bukan karena asap belum tentu Presiden mau berpayah payah naik mobil melintas  jalan Sumatera.  Mungkin  lebih baik Beliau beserta Rombongan naik pesawat kepresidenan atau naik helikopter.  Namun justifikasi atau pembenaran  bisa juga diterima akal,  pasalnya Pak Presiden tidak bisa terbang di udara sehubungan demonstrasi asap di 3 bulan terakhir di atas bumi Sumatera.

Pak Dekon sahabat satu kawasan Kampong Dukuh menyatakan bahwa Panglima  TNI telah mengerahkan sekian banyak prajurit untuk membunuh api di hutan Propinsi Sumsel, Jambi dan Riau. Sobat yang kebetulan seorang anggota TNI ini malah mengusulkan kenapa tidak di bentuk saja Batalyon Anti Asap.  Tentu saja maksud sobat yang berasal dari Banjar Kalsel ini adalah agar Pangima TNI tidak perlu lagi pakai perintah khusus kepada anak buahnya dalam upaya memamdankan api di hutan Sumatera dan Kalimantan.  

Awak menimpali saran itu dengan dua jempol, malah awak pikir di setiap Kodam yang wilayahnya rawan kebakaran hutan di bentuk saja Resiman Anti Asap.  Resimen adalah ukuran satuan TNI yang terdiri dari 3- 4 Batalyon  berjumlah sekitar 1000- 1500 prajurit. Dengan terbentuknya  Resimen Anti Asap yang permanent melekat di di Kodam, maka tugas nya bukan saja ketika terjadi kebakaran, Resimen ini bisa bekerja sepanjang tahun melalui upaya preemtif, preventif dan baru beraksi melalui upaya represif.  Artinya pencegahan hutan di bakar oleh pengusaha kelapa sawit sejak dini bisa diawasi dan atasi.  Untuk Pulau Jawa, Sulawesi dan Papua nampaknya tidak perlu di bentuk satuan tugas pemadam kebakaran hutan karena tidak ada asap disana kecuali asap rokok.

Pawang Hujan

Lain lagi celotehan Pak Bagyo.  Seniman lukis ini mempertanyakan kemana itu perginya si Pawang Hujan. Kami tergelak, kemana arah pembicaraan sobat yang kalau main tenis mempunyai pukulan khusus plinttir bola.  Oh catatan ringan yang awak dapat dari beliau adalah terkait asap juga rupanhya.  Kata para ahli perasapan, akibat pembakaran hutan yang menghasilak asap hanya bisa di usir atau di halau dengan hujan lebat.  Pak Bagyo malah mengusulkan kepada para pejabat yang terkait masalah asap agar memanfaatkan Profesi Pawang Hujan untuk menurunkan hujan di Pulau Sumatera.

Ahai, boleh juiga neh side job dari pemerintahn selain job dari panitia resepsi perkawian yang sering menggunakan jasa Pawang Hujan .  Seperti mkita ketahui Pawang Hujan bertugas  menahan air jangan jatuh membasahi di wilayah tempat pesta.  Menurut Pak Viktor ketua Tennis Club BHP, sebenarnya Pawan Hujan itu tidak bisa menghentikan air turun darilangit.  mereka hanya mempu memindahkan turunnya hujan dari satu empat ketempat lain melalui ritual sakral.

Yes apapun yang dilakukann berbagai pihak untuk mengantang asap dari bumi Sumtaera patut di a[presiasi.  Hujan sudah mulai turun di beberapa daerah.  Mudah mudahan akibat lanjutan asap yang diderita warga pulau andalas bisa segera berkahir.  Bulan bulan yang ber akhiran kata ER masih ada 3 buah lagi.  Siapkan ember sebanyak banyaknya, berserta doa  semoga pola musim di negeri Khatulistiwa ini tidak bergeser lagi.  Pakem nenek moyangku orang pelaut dan petani menasbihkan bahwa setelah musim kemarau panjang maka datanglah musim hujan di bula September, Oktober, Nopember dan Desembaer.  Boleh saja warga minta bonus hujan sampai bulan Januari, Februari kalau bisa sampai bulan maret.  Artinga musim hujan itu berbagi enam bulan enam bulan dengan musim kemarau. Agar adil dengan mepedulikan faktor badai El Nino.

Demikian Tulisan Ringan di akhir libur panjang. Khusus bagi  para pensiunan,  penampakan tanggal di  kalender  atau almanak di rumah sepertinya berwarna merah semua.  Artinya tidak ada kewajiban pergi berangkat  ke kantor karena memang bukan orang kantoran lagi.   Semoga catatan ringan ini bisa menyadarkan kita bahwa kehidupan tu berjalan terus, waktu tidak bisa dihentikan.  Satu hal ang penting adalah bagaimanan kita menyikapi perjalanan waktu itu dengan bijak sehingga kita bisa memaknai kehidupan ini dengan santai, riang gembira dan berharap terhindar dari gangguan psikologis  stress.  Have a nice day Friends

* Ilustrasi Dokumentasi Gambar dari : sugengrahayutumblr

Salamsalaman

TD

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun