Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Keajaiban Ketika Dipertemukan di Pelataran Ka'bah

8 Mei 2015   11:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:15 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14310546481258922235


Kisah nyata ini terjadi pada Musim Haji tahun 1994.   Ketika itu saya ditugaskan menjadi anggota Tim Kesehatan Haji Indonesia oleh Departeman Kesehatan.   Sebelum berangkat ke tanah suci saya mendapat amanah untuk mendampingi Datuk Binjai.   Amanah itu disampaikan oleh putra putri Tuan Palengah [begitu saya memanggil Datuk Binjai ]  agar menemani " ayah" ketika berada di tanah suci.

Saya berangkat dalam gelombang haji pertama  mengawal satu kloter bersama 2 orang petugas kesehatan.   Rombongan berjumlah 500 jamaah berasal dari Jakarta langung menuju Madinah.  Setelah menunaikan shalat sunnah Arbain 40 waktu atau selama 8 hari  di Masjid Nabawi, rombongan menuju kota suci Makkah Al Mukarammah.

Setiba di Masjidil Haram kami melaksanakan ibadah umrah sembari menunggu prosesi Ibadah Haji. Saya teringat amanah putra putri Tuan Palengah namun saya lupa menanyakan,  beliau berada dalam Kelompok Terbang (kloter) berapa.  Saya hanya paham Tuang Palengah termasuk dalam  gelombang kedua ibadah haji tahun itu.  Gelombang kedua diatur oleh Kementrian Agama untuk berangkat ke Mekah dulu menunaikan Ibadah haji baru kemudian ziarah ke maqam Rasulullah di Madinah.

Karena  saya tidak mengetahui dimana Maktab  Datuk Binjai tempat menginap , saya jadi bingung bagaimana cara menemui Beliau.  Seperti biasa jamaah haji yang berhimpun menjelang prosesi Arafah berjumlah jutaan orang.  Kota Suci Makkah sangat ramai, setiap waktu Masjidil Haram dipenuhi jamaah dari manca negara.   Dalam keadaan demikian sangat sulit mencari sanak saudara apalagi tempat menginap jamaah Indonesia bertebaran di radius 2-5 Km di sekitar Kota Makkah.

Satu satu nya jalan agar bisa bertemu dengan Datuk Binjai  yaitu Masjid, namun pintu masjid sangat banyak,  jamaah datang dari sepuluh penjuru angin.   Masjidil Haram mempunyai pintu yang sangat banyak.  Dalam kondisi seperti itu saya hanya berharap kepada Allah SWT agar dipertemukan dengan Datuk Binjai yang dalam silsilah keluarga besar Petokayo masih  dalam kekerabatan sepupu.

Setelah melaksanakn tugas sebagai Tim Kesehatan yaitu mengontrol kondisi kesehatan jamaah sekloter serta memberikan bantuan kepada jamaah yang sakit, saya beserta  jamaah yang sehat melaksanakan ibadah Shakat Fardhu ke Masjid Haram.  Semangat Ibadah jamaah luar biasa bukan karena pahala shalat di depan Kabaah berganda 100.ooo kali dibanding shalat sendiri namun suasana hati memang seakan dekat sekali kepada Illahi.

Setelah melaksanakan tawaf sunah sebagai pengganti Shalat Tahyatul  Masjid saya memilih posisi di depan Ka'bah persis di depan Multazam (pintu Ka’bah). Berdoa dengan khusyu mohon keselamatan dunia kaherat untuk keluarga besar Haji Dahlan Ibnu Affan dan Ibunda Hajjah Kamsiah binti Sutan Mahmud .   Salah satu doa itu adalah mohon dengan sangat dan penuh harap agar dipertemukan dengan saudara saya bernama Sutan Palengah bergelar Datuk Binjai.  Saya sedikit resah karena ibadah haji  tidak lama beberapa hari kedepan akan usai menjelang berangkat ke Arafah, namun saya belum juga bertemu dengan Tuan Palengah.

Tiba tiba ditengah berdoa, hati saya bergetar entah karena apa.  Segera saya mendongakkan kepala memandang keagungan Ka'bah. Seketika itu juga terlihat beberapa syaf didepan diantara sesaknya jamaah ,  dua orang sedang berjalan bergegas.  Saya terpana hati saya berdetak, Masya Allah bukankah itu saudaraku Tuan Palengah.

Serta merta saya berdiri , sedikit berlari melampaui beberapa jamaah didepan mengejar dua orang jamaah Indonesia itu. Segera saya sapa dari arah belakang, Tuan, Tuan  Tuan Palengah,....  Subhanallah ternyata beliau benar saudaraku Datuk Binjai.  Kami berpelukan di depan Kabah sembari sesugukan menangis.  Ada rasa haru menghujam di hati ini.  Akhirnya doa di kabulkan Allah SWT, semata dengan izin NYA kami diperetemukan di tempat suci.  Inilah salah satu keajaiban yang saya alami selama melaksanakan ibadah haji nan tidak akan terlupakan.

Kami masih bersama di Mekkah selama 7 hari.  Setiap berangkat shalat, terutama shalat subuh saya menghampiri Datuk Binaji di maktabnya.  Kebetulan maktab saya berada di kawasan Sulaimaniyyah, jadi ketika menuju majidil Haram melewati Maktab Tuan yang ada didekat masjid Kucing atau masjid Buchari.   Tidak lupa pula saya mengajak Tuan Palengah berkomunikasi dengan anak anaknya yang berada di Jakarta.  pada tahun itu belum ada handphone.  kami menggunakan fasilitas telepon antar negara.  betapa gembiranya Upik Farida dan Upi Varia ketika mendengar secara langsung suara Ayah.   Amanah sudah ditunaikan semoga memberikan kebahagiaan kepada diri sendiri dan kerabat.

Setelah Prosesi Haji, saya dan Tuan Palengah silaturahim dengan Uni Husna.  bundo kandunag menunaikan Ibadah haji menggunakan  ONH Plus.  Jadilah kami ikutan menikmati makan enak di hotel mewah serta fasilitas kenyamaman lainnya.  Ketika waktu berpisah telah tiba, saling mendoakan semoga dipertemukan kembali di tanah air.  Datuk binjai melanjutkan perjalanan menuju Kta rasullullah nabi Muhammad SAW ke Madinah sedangkan rombongan kami bersiap berkemas koper menuju Jakarta Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun