Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mana Komikus Indonesia Generasi Baru Setelah Ganes TH?

27 Oktober 2012   23:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:19 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13513808701888900075

Kecanduan Cerita komik tiada duanya.  Okelah kalau bukan berbentuk novel, namun cerita bergambar silat ini mampu menguras waktu awak.  Nampaknya waktu awak ketika itu lebih banyak di gunakan untuk menyelesaikan membaca serial komik silat ini.  Waktu belajar tersita, maklum kecanduan membaca cerita silat bersambung   benar benar telah merasuk jiwa.  Addict istilah sekarang, buku cerita silat ini tak akan dilepaskan sebelum tamat dibaca. Entah apa jadinya ketika Mak marah marah, melihat anaknya terlena dalam buaian penuturan sang penulis kondang waktu itu. Itulah era sekolah di SMP, serbuan cerita silat menerpa anak anak seusia awak.  Manalah awak sanggup membeli buku serial top ini.  Awak ketika itu hanya mampu meminjam.  Meminjam dalam arti meminjam lagi punya teman dari pinjaman di toko sewaan buku buku cerita.  Awak agak bersabar sedikit, memohon kepada kawan, berilah kesempatan awak membaca, karena  tak ada uang disaku untuk meminjam sendiri.  Meminjam adalah kondisi nan tak sedaplah. Awak membaca di rumah teman, manalah boleh buku di bawa pulang, marah nanti yang punya kuasa pinjam. Super kreatif Ganes TH Serial komik bergambar yang super top ketika itu hanya ada 3 nama pengarang yang merajai toko buku sewaan diantara pengarang komik lainnya. Peminjam buku terpaksa antri untuk menikmati cerita komik super hebat.  Siapa lagi kalau bukan cerita silat karangan Jan Mintaraga, Teguh Santosa dan Ganes TH. Awak rasa cara menggambar komik yang dilakukan oleh ketiga dewa seniman komik silat ini telah mampu membawa pembacanya ke alam silat yang sebenarnya. Ganes Thiar Santoso (lahir di Tangerang, Jawa Barat, 10 Juli1935 – meninggal tahun 1995 pada umur 60 tahun), atau lebih dikenal dengan nama pena singkatnya Ganes TH. adalah seorang komikusIndonesia terkenal. Ia merupakan salah satu tonggak kejayaan komik Indonesia. Pada masanya Ganes TH. merupakan salah satu dari “tiga dewa komik Indonesia” bersama dengan Jan Mintaraga dan Teguh Santosa. Kisah dalam komik-komiknya begitu memikat hati pembaca komik Indonesia di era tahun 1970-an sampai 1980-an. (sumber wikipedia) Siapa penerusnya [caption id="attachment_206279" align="aligncenter" width="413" caption="(sumber : tokopedia.com)"][/caption] Kostum inspiratif para tokoh dalam cerita komik ini mampu membawa pembaca ke alam silat yang bergelora. Design interior zaman kerajaan mampu dilukiskan dengan sempurna.  Khayalan pembaca seolah terbawa ke suasana zamannya jagoan silat ciptaan pengarang super kreatif ini. Lihat saja cerita silat karya gemilang Ganes TH berjudul si buta dari gua hantu. Sungguh suatu imajinasi diluar batas kemampuan seorang karikatur , mengasyikan dan mengagumkan. Komik kondang ini sempat di layar lebarkan saking populernya. Kini zaman berubah. Anak anak diserbu cerita komik made in luar negeri.  Cerita dengan budaya asing.  Cerita sejenis dora emon dan sinchan pada masanya agak merubah sedikit mind set anak anak tentang dunia nyata yang dikaburkan dengan khjayalan nan absurd.  Selanjutnya komik anak anak  itu berkembang sangat pesat. Ratusan judul komik anak anak menyerbu toko buku. Cerita berlatar belakang bukan budaya dalam negeri paling tidak telah merubah secara perlahan sikap anak anak kita tercinta.  Ada pergeseran budaya secara evolusi dari asupan bacaan anak anak kini. Nah sekarang kemana para penulis cerita anak anak kita.  Mana komikus sekaliber Yan Mintaraga dan Ganes Th. Diperlukan support maximal dari kementerian terkait agar memprioritaskan membina para komikus pribumi.  Beri mereka ruang, beri mereka subsiidi untuk menghidupkan kembali cerita anak asli Indonesia. Unyil telah sirna.  Bina para komikus Indonesia sehingga mereka mampu menciptakan  ikon baru anak anak Indonesia.  Ikon pahlawan pujaan yang bisa menjadi teladan anak anak dimasa depan yang murni berbasis budaya dalam negeri. Itu saja Bapak menteri, masihkah dikau disana...... salam salaman PenaSehat PenaKawan Pena Saran TeDe Behape 28 Oktober 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun