Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Puisi| Pertemuan

17 Februari 2017   09:21 Diperbarui: 25 Februari 2017   20:00 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan pertemuan itu terjadi lagi, di sini. Di tempat yang sama. Dengan seorang wanita yang sama: pipi menggembung, bibir bak lukisan simetris dilukis naturalis dan rambut panjang kucir kuda. Bedanya tak kuselipkan kembang liar di telinganya.  

“Aku pengin naik gunung itu lagi ....”

“Masih kuat, Ta?”

“Kalau berdua denganmu.”

“Aaah ...”

“Pabila aku tak kuat, kaubisa menggandengku.”

“Ndak sebaliknya?”

Aku tersenyum. Kakinya kusenggol dengan jempolku yang selalu telanjang. Tak pernah bersepatu. Ah, bukankah ini seperti dulu-dulu? Sepatu gunung.  Saat kami berdua ke sana, tak jauh dari pandangan mata kami.

Rangagem sepatu, to?”

Ia tersenyum. Pipi gembungnya memerah.

“Mbuh yo. Aku ndak sengaja, tadi baru turun dari mobil ...ke sini dan kenapa bisa ketemu awakmu di sini, Ta.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun