"Penyakit."
Ia menengadahkan kepala. Tak menoleh ke arahku.
Aku tertawa kecil.
"Kalau sedang-sedang saja, itu baru pas. Ada cinta. Ada ...."
Lina menoleh dengan tatapan nara. Langsung seperti naga. Menyeburkan aura tak sedap.
"Kamu sih!" sengatnya.
Aku mengkeret. Sejak kapa ia menyebutku menjadi kamu kepadaku?
"Ya, aku kenapa?"
"Matanya suka belanja ...!"
"Di mal, gitu?"
"Ya. Di pasar tradisional juga."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!