Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Malam Lebaran Malam Kuburan Koruptor

14 Juni 2018   14:36 Diperbarui: 14 Juni 2018   14:37 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Malam Lebaran"*

Bulan di atas kuburan

Nek dipikir-pikir, jengkele pol.

Kalau dipikir secara serius, jengkelnya sampai ke ujung rambut. Pada mereka yang korup. Siapa? Anda bisa menderet nama. Termasuk pada bulan puasa yang hari ini berujung sudah. Karena ada Kepala Daerah yang nggak nggenah make uang uang haram. Kepala daerah? Ya.

Dan sekarang mereka ditahan. Dan malam Lebaran ini ia akan kesepian -- mudah-mudahan KPK nggak gampang memberi toleransi. Kecuali besok, mereka boleh sembahyang ied. Itu hak. Sebagai muslim.

Saya menulis ini https://www.kompasiana.com/thamrin-sonata/5b1c68cecaf7db39b20627e4/lembaran-lembaran-bermunculan-di-malam-lebaran sebagai penulis. Yang mendadak ikut terampok uang pajak yang saya bayarkan. Dan rasakan kuburan di malam lebaran ini, Tuna-tuan. Juga Puan-puan, yang tak mau kalah.

Ganjaran lebaran tak bersama keluarga, mungkin sangat menyedihkan bagi muslim yang melewati puasa sebulan dan hidup berkeringat bagi mereka kebanyakan --termasuk saya, tentu. Namun itu tak pernah terpikirkan oleh mereka. Para rampok itu. Menggangsir secara kucing-kucing, dengan kedok dan jubah kekuasaan. Uang bukan haknya.

Perjalanan ke lebaran ibarat menadaki di antara nafsu-nafsu hewani yang terpuaskan bagi mereka. Yang menyandang nama baik -- atas pemberian orangtuanya dulu -- embel-embel gelar akademis, Haji kalau perlu dan sederet bintang di jidatnya. Malam lebaran: Bulan di atas kuburan.

Bukan lagi sebuah tempat sunyi empat dinding mereka yang sebelum memasukinya masih cengengesan. Meski banyak yang tidak berani omong di hadapan para nyamuk pers. Tersebab rompi oranye dikenakan yang perlu dibayar mahal karena nafsu syahwatnya.

Mereka masih berharap. Dengan aturan, kelak, yang sedang diperjuangkan teman-temannya. Agar tak sendirian di ruang kuburan. ***

*puisi Sitor Situmorang

AP, 14/6/18

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun