Semarang (6/08/2021) --- Setahun sudah kita dilanda pandemi virus covid-19, parahnya lagi muncul varian baru yaitu varian Delta yang penularannya lebih cepat. Hal itu menyebabkan banyaknya dampak buruk, salah satunya berdampak pada perekonomian masyarakat. Banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaannya karena pandemic covid-19 ini.
Tentunya tidak ada yang mengharapkan pandemi covid-19 ini terjadi hingga memperbiril perekonomian yang ada, tetapi kita masyarakat tidak bisa semena-mena menyalahkan pemerintah, karena mereka juga sudah berjuang keras untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakatnya sendiri, bukan hanya di Indonesia yang terkena dampaknya tetapi di seluruh dunia.
Adanya ekonomi kreatif di Indonesia menjadikan sedikit membantu. ekonomi kreatif di Indonesia terus berjuang menjadi garda terdepan mengambil bagian dalam momentum Kebangkitan Nasional. Upaya ini dilakukan dengan mengadakan sejumlah program unggulan guna mempercepat pemulihan sektor ekonomi kreatif. Kendati industri kreatif menjadi salah satu sektor ekonomi yang paling terdampak pandemi Covid-19, terutama dengan adanya pembatasan mobilitas orang dan barang, sektor ini dinilai masih memiliki peluang yang dapat ditangkap oleh industri perbankan. Kondisi ini kemudian membuat perbankan selektif dalam menyalurkan pembiayaan untuk sektor ekonomi kreatif, khususnya pada sektor pariwisata dan turunannya.
Pandemi COVID-19 bagai dua sisi mata uang bagi ekonomi kreatif tanah air. Selain hantamannya yang dahsyat, pandemi juga membuka peluang baru bagi pelaku ekonomi kreatif di Indonesia. Seperti yang ada di RT 01 RW 03 Kelurahan Jangli. Saya Thalia Salsadilla Amanda Putri selaku mahasiswa KKN TIM II Undip yang ditempatkan disana berusaha memberikan informasi baru agar masyarakatnya ikut tergerak untuk kemajuan perekonomian yang ada.
Tantangan terbesar saat pandemi datang adalah berubahnya sistem penjualan pada industri kreatif global. Jika sebelumnya masyarakat lebih banyak membeli perlengkapan secara luar jaringan (luring), saat pandemi cara tersebut tak lagi digunakan. Pembeli tidak mau mengambil risiko terkait penularan COVID-19, sehingga sistem jual-beli beralih ke dalam jaringan (daring). Hal ini memberikan tantangan besar bagi sektor ekonomi kreatif tanah air. Pasalnya, tidak semua pelaku ekonomi kreatif di Indonesia memahami metode daring. Sehingga pada awal-awal pandemi berlangsung, tidak sedikit usaha kreatif yang terpaksa gulung tikar karena minimnya permintaan.
Saya sebagai mahasiswa yang di tugaskan untuk KKN di wilayah tersebut harus memberikan informasi tentang perubahan sistem penjualan dan mendampingi para masyarakat agar mudah untuk melakukannya. Selain pendampingan, saya selaku mahasiswa juga harus turut berfikir produk apa yang dapat mereka produksikan sesuai dengan sumber daya yang ada.