Mohon tunggu...
Thalia Rizqi
Thalia Rizqi Mohon Tunggu... -

Lahir dan beranjak dewasa, tapi tetap imut, di Pamekasan Madura. Kemudian kuliah di Universitas Negeri Malang, mengambil jurusan Sastra Inggris dan lulus Oktober 2008. Sekarang mengisi hari dengan menjadi penerjemah di Malang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ponpes Turen, Malang

22 Agustus 2010   14:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:48 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berawal dari tawaran Pak SGH, bosku yang buaaaeek hati, untuk jalan-jalan ke Masjid Turen pada Rabu kemarin, akhirnya tadi pagi aku dan IDS, rekan kerjaku, bersama keluarga Pak SGH jalan-jalan ke Masjid Turen, yang ternyata bukanlah masjid seperti yang dibicarakan orang-orang, melainkan pondok pesantren. Sebenarnya acara jalan-jalan ini hampir tidak terlaksana, karena teman-teman kantor lainnya memilih untuk bersitirahat pasca deadline yang sangat tidak bersahabat. Ok, back to jalan-jalannya. Ada apa se dengan Masjid atau Ponpes Turen? beberapa tahun yang lalu, ponpes ini menjadi buah bibir di mana-mana; yang katanya masjid tibanlah, masjid yang dibangun oleh jinlah dan sebagainya. Kenapa bisa demikian? karena konon bangunan ini tiba-tiba berdiri dan tidak tanggung-tanggung, bangunan ini memiliki 10 lantai dengan luas keseluruhan mencapai 4 ha. Arsitekturnya juga unik padahal menurut sejarahnya arsitek masjid ini bukanlah arsitek handal, melainkan pengasuh ponpes itu sendiri yang latar belakang pendidikannya juga gag canggih-canggih amat. Karena tak satupun dari kami yang sudah pernah mengunjungi ponpes ini, jadilah sepanjang perjalanan menuju ponpes Turen, kami melihat video tentang ponpes ini beserta respons dari beberapa pengunjung yang semuanya sangat mengagumi ponpes ini. Banyak dari mereka yang sampai menitikkan air mata saking terharunya melihat arsitektur ponpes ini. Tapi kok kesan yang kami tangkap sesampainya di sana beda ya?? Ya, arsitektur ponpes ini memang unik, dibangun sendiri oleh para santri dan dengan alat seadanya. Ponpes ini juga berbeda dengan ponpes pada umumnya. Di lantai dasar, kita bisa menikmati biota bawah laut dengan tatanan yang sangat apik dan menarik, di lantai 4 ada ruangan yang sangat luas dengan lantai dan dinding marmer, lantai 7-8 ada banyak sekali kios yang menyediakan makanan khas Malang, pakaian, mainan, dan tentunya souvenir khas ponpes ini dan di lantai 10, langit-langitnya dibuat menyerupai stalaktit dan stalagmit. Kami sempat melihat pembuatan stalaktik dan stalagmit pada langit-langit lantai sepuluh dan mereka benar-benar melakukannya secara manual,, genius rite?! Tapi, itu semua tidak sampai membuat kami terharu sampai menitikkan air mata. Oya, ternyata ponpes ini belum 100% jadi. masih banyak bagian yang dalam proses pembangunan dan perbaikan dan entah karena di sengaja atau tidak, dari lantai dasar sampai lantai sepuluh, mesti ada saja bagian yang tidak selesai. Berikut ini beberapa foto yang saya ambil di Ponpes Turen, Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah: [caption id="attachment_235407" align="alignnone" width="300" caption="Ponpes Turen dari Lantai 4"][/caption] [caption id="attachment_235410" align="alignnone" width="300" caption="Ponpes Turen"][/caption] Ini adanya di lantai 10 [caption id="attachment_235440" align="alignnone" width="224" caption="Ini stalaktit stalagmitnya"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun