Mohon tunggu...
Nevi Zuairina
Nevi Zuairina Mohon Tunggu... Politisi - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Anggota Komisi V DPR RI Periode 2019 - 2024 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan Sumatera Barat II

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Hari Ibu Wanita Pejuang

24 Desember 2021   15:26 Diperbarui: 24 Desember 2021   15:29 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini tanggal 22 Desember 2021 adalah hari yang bertepatan dengan peringatan Hari Ibu yang ditetapkan oleh Pemerintah RI setelah Presiden Soekarno pada tahun 1959 menanda tangani Keputusan Presiden No 316 Tahun 1959. Soekarno meresmikan perayaan hari bersejarah itu saat ulang tahun Kongres Perempuan Indonesia 1928 di Jakarta.Sesungguhnya perayaan Hari Ibu berlangsung dengan cara yang beragam di hampir seluruh dunia. Di Indonesia perayaan hari ibu juga dilakukan dengan cara yang unik. Apalagi ditengah ramainya penggunaan media sosial seperti saat ini, banyak warga masyarakat merayakannya dengan cara lain memposting foto dengan Ibu masing-masing akun media sosial mereka yang disertai dengan caption menarik.

Sebagaimana peringatan hari hari bersejarah lainnya, berbagai doa doa dan ucapan kebaikan kepada figur Ibu terus disampaikan. Hal ini dapat dimaklumi bahwa bagi anak anak, jasa seorang Ibu sangat besar sekali dirasakan. Seorang Ibu sudah merawat anak sejak dari masa kandungan hingga bahkan si anak menginjak usia dewasa. Peran dan tanggung jawab seorang Ibu kepada anak tidak bisa digantikan dengan cara apapun.

Tahun ini sebagaimana tahun 2020 silam, perayaan dan peringatan Hari Ibu dilakukan dalam suasana pandemi Covid19 yang masih belum usai. Bukan itu saja, peringatan hari bersejarah itu juga berlangsung ditengah keprihatinan akan merebaknya kasus kasus kekerasan terhadap anak anak dan kaum perempuan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Khusus untuk Sumatera Barat, peran Ibu tentu tidak bisa ditinggalkan. Ibu dalam kehidupan masyarakat Sumatera Barat (Minangkabau) adalah figur sentral dalam kehidupan sehari hari. Menurut saya, adalah hal yang penting untuk kita perhatikan bahwa dalam perkembangannya, Ibu bukan lagi obyek dari sesuatu. Pandangan ini tentu harus diubah dengan menghilangkan perilaku objektif terhadap kaum perempuan (ibu tersebut). Ibu atau perempuan dewasa ini bukan lagi sekedar objek, namun mereka juga merupakan subjek pembuat keputusan dalam proses pembangunan masyarakat. Ibu tidak lagi sekedar properti dalam kehidupan, namun lebih dari itu, peran serta Ibu dan kaum perempuan adalah juga sebagai penentu dalam gerak langkah generasi masa depan.

Di dalam kehidupa sosial dam budaya Minangkabau peran sentral Ibu (Bundo Kanduang) ini jelas diposisikan pada tempat terhormat. Ibu dalam kultur Minang bukanlah objek namun subjek penting dan diperhitungkan. Falsafah ini juga sejalan dengan ajaran agama dimana di Minangkabau, adat dan etika prilaku mengacu kepada Sarak, Sarak mengacu pada Kitabulah (Kitab suci).

Karena itu, di dalam budaya Minang, jika ada hal yang berkaitan dengan persoalan Ibu dan kaum perempuan hal itu bukan hanya menjadi persoalan perempuan semata, tapi menjadi masalah khalayak dan kemanusian.

Saya teringat ucapan aktifis perempuan yaitu Ibu Dr. Nursyahbani Katjasungkana yang mengungkapkan bahwa Hari Ibu punya makna lebih dari sekadar perayaan untuk jasa ibu dan istri. Momentum peringatan Hari Ibu selama ini cenderung dilakukan hanya mengedepankan efek seremoni belaka tanpa menyentuh substansinya secara menyeluruh. Karena itu saya sepakat dengan Ibu Nursyahbani peringatan hari bersejarah itu harus disertai dengan menyuarakan tuntutan terkait isu perempuan dan politik yang bertujuan untuk mendefinisikan ulang makna Hari Ibu bagi seluruh masyarakat.

Momen Hari Ibu tahun inipun hendaknya dijadikan sebagai titik awal mengembalikan kembali makna sesungguhnya tentang pergerakan perempuan baik dalam kehidupan sosial masyaraat maupun di pentas politik yang selama ini lebih banyak dijalani oleh kaum laki laki.

Saya khawatir, jika perayaan Hari Ibu hanya berbentuk kegiatan seremonial dan bersifat simbol belaka, maka suatu hari nanti, yang akan terjadi nanti hanyalah eksploitasi foto foto dan ucapan selamat tanpa menyentuh persoalan mendasar dari kaum Ibu. Kita tentu tidak mau kehilangan makna dari perayaan Hari Ibu. Dan melalui tulisan ini, saya ingin mengucapkan Selamat Hari Ibu untuk para Ibu dan Perempuan Hebat dimanapun berada. Semoga Allah Subhanahuwata'ala memberikan kebaikan dan kesehatan kepada kita semua. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun