Mohon tunggu...
Nevi Zuairina
Nevi Zuairina Mohon Tunggu... Politisi - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Anggota Komisi V DPR RI Periode 2019 - 2024 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan Sumatera Barat II

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Oksigen, Ruang Rawat, dan Kerja Keras Menanggulangi Wabah

11 Juli 2021   10:20 Diperbarui: 11 Juli 2021   10:33 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah hampir sebulan ini, angka warga masyarakat yang terkonfirmasi positif kena virus Corona di berbagai daerah terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Data dari Satgas Nasional Penanggulangan Covid menunjukkan angka warga masyarakat yang positif Covid 19 dan meninggal dunia terus bertambah setiap hari. Tentu saja angka ini sangat menakutkan sekaligus menjadi tantangan bagi semua pihak untuk mewaspadai kenaikan angka yang kian menguatirkan tersebut.

Tugas berat selain penambahan angka positif Covid ini adalah kebutuhan akan oksigen medis yang ternyata jauh dari prediksi awal. Jika pada awal awal pandemi keberadaan dan kebutuhan akan tersedianya oksigen medis ini tidak terlalu tinggi, namun pada dua puluh hari terakhir kebutuhan akan oksigen ini meningkat tajam seiring bertambahnya angka warga masyarakat yang dirawat dan positif Covid-19.

Kita perlu mengapresiasi langkah pemerintah dalam kaitan dengan oksigen ini. Sebagaimana diberitakan oleh media nasional, dalam rapat yang digelar Satgas Covid dengan kementrian terkait, langkah antisipasi serta penanggulangan kebutuhan yang terus meningkat sudah ditetapkan dan dijalankan bersama sama. 

Langkah itu antara lain dengan keluarnya peraturan Menteri Perindustrian dan Menteri BUMN yang meminta agar BUMN medis dan produsen gas untuk memprioritaskan produksi gas Oksigen untuk kebutuhan medis sebagai langkah untuk mengantisipasi kian melonjaknya kebutuhan yang dirasa selama beberapa hari terakhir.

Status Darurat Oksigen memang menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Namun jika telusuri secara mendalam, kejadian ini diduga akibat efek Panic Buying dan lambatnya distribusi dari pembuatan tabung oksigen ini dari pabrik (produsen) ke rumah sakit dan sentra pelayanan kesehatan lainnya.

Akibatnya, ditengah meningkatnya kasus positif Covid, para spekulan yang tidak bertanggung jawab menyebar isu yang menyebabkan masyarakat menjadi panik dan melakukan aksi memborong tabung oksigen di pasaran. Akibatnya, tabung oksigen kini menjadi barang yang banyak dicari oleh masyarakat. Tabung oksigen dan sentra pengisian tabung yang selama ini menyimpa cadangan ketersediaan relatif tenang menjadi kebanjiran order dan kesulitan mensuplay kebutuhan yang terus meningkat. 

Sebagaimana kita tahu, keberadaan tabung oksigen dan isinya ini juga sangat dibutuhkan untuk membantu saturasi oksigen karena tak sedikit pasien Covid-19 yang mengalami kadar oksigen rendah. Terapi oksigen bisa sangat bermanfaat bagi mereka yang sering mengalami kadar oksigen rendah, apapun alasannya.

Karena itu, pemerintah dituntut untuk mampu menyediakan pasokan oksigen medis dan tabungnya yang kita tahu mengalami pelonjakan sejak tiga minggu terakhir. Hal lain yang menyebabkan kelangkaan terhadap stok tabung oksigen adalah karena tingginya permintaan tabung gas oksigen di masyarakat. Ironisnya, meski permintaan meningkat tajam, masyarakat justru tidak tahu cara pemakaiannya. 

Prilaku ini juga memicu kenaikan harga produk tabung gas oksigen. Berdasarkan pantauan melalui media daring dan situs jual beli online yang ada, harga jual dari tabung oksigen pun naik menjadi Rp 3 juta-Rp 4 juta. Padahal dua minggu lalu masih di harga jual Rp 950.000.

Selaku anggota DPR RI, saya mengapresiasi langkah pemerintah dalam hal ini Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri BUMN Erick Thohir yang sudah berjibaku memenuhi ketersediaan oksigen dan bahkan tabungnya. Namun hal itu juga harus ditindak lanjuti dengan memberikan pemahaman dan tindakan tegas kepada masyarakat agar tidak egois memikirkan diri pribadinya sendiri. Pemerintah bersama aparat penegak hukum harus bertindak tegas dan memberikan sanksi keras kepada spekulan yang tega menimbun tabung oksigen untuk dikomersialisasikan kembali.

Kembali ke ketersediaan tabung oksigen dan jaminan pasokan gas O2 itu sendiri, langkah Kementerian Perindustrian yang bekerja sama dengan Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) dan para pelaku industri terkait harus berkesinambungan dan sinergis. Hal ini penting agar peristiwa yang terjadi selama sepekan terakhir tidak terulang kembali. Namun dibalik itu, instansi terkait juga harus terus berupaya menjaga ketersediaan pasokan oksigen medis untuk kebutuhan sejumlah rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun