Mohon tunggu...
Nevi Zuairina
Nevi Zuairina Mohon Tunggu... Politisi - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Anggota Komisi V DPR RI Periode 2019 - 2024 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan Sumatera Barat II

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Idul Fitri 1442 Hijriah, Minal Aidzin wal Faidzin

12 Mei 2021   18:26 Diperbarui: 12 Mei 2021   18:28 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang kita pikirkan saat Ramadhan tinggal hitungan menit dan Idul Fitri menjelang. (Mungkin) bagi sebagian orang Ramadhan adalah penjara waktu yang amat menyiksa. Sebagian lagi menganggap Ramadhan bulan untuk menjalankan ritual menahan haus dan lapar disiang hari dan melahap berbagai makanan di malam harinya. Namun bagi mereka yang beriman, Ramadhan adalah kesempatan emas untuk bermunajat kepada Allah Sang Khalik Pencipta Semesta Alam.

Bagi mereka yang memahami ibadah, berakhirnya bulan akan membuat mereka bersedih dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar bisa dipertemukan lagi dengan bulan berkah ini tahun depan. Aamiin.

Seperti halnya Ramadhan dan Idul Fitri tahun lalu, ritual yang sama di tahun ini juga harus dijalani ditengah pandemi Corona yang belum kita ketahui kapan akan berakhir.

Ramadhan dan Idul Fitri 2021 ini kembali harus dijalani ditengah munculnya gelombang baru virus corona varian baru yang meski saat ini sudah ada vaksin yang diyakini mampu melawannya. Saya dan tentu saja kita semua, tentu berharap agar wabah ini segera berlalu dan kita akan menjalani hari hari seperti sediakala.

Kembali ke Idul Fitri, selama ini perayaan lebaran bagi kanak kanak kita adalah tentang kegembiraan yang diukur dengan pakaian, sepatu dan segala atribut yang serba baru. Mereka karena pemahamannya yang masih rendah menjadikan Idul Fitri sebagai karnaval tahunan (perayaan dengan pakaian yang baru). Mungkin, tanpa kita sadari kita telah keliru memperkenalkan Idul Fitri kepada mereka. Ditengah pandemi seperti saat ini, adalah kesempatan bagi kita untuk memperkenalkan mereka dengan Lebaran yang berbeda. Lebaran ditengah terjangan badai Corona

Karena itu, kita harus memaknai ulang Idul Fitri sebagai moment untuk merenungkan perjalanan Ibadah kita selama 30 hari penuh yang akan berakhir esok hari. Kita tidak bisa mengklaim kita telah suci seperti layaknya bayi yang baru lahir, lalu kemudian boleh berpesta pora karena yakin tahun depan khan dipertemukan dengan Ramadhan lagi. Sungguh naif sekali.

Rasurullah Muhammad SAW dalam sebuah hikayat disebutkan menyambut Idul Fitri dengan bertakbir, membayar Zakat Fitrah, bersuci, menyelenggarakan Shalat Ied dan bersilaturahmi dengan sesama umat Muslim. Tentu, amalan ini ada yang bisa kita kerjakan, namun dengan alasan mengatasi meluasnya virus dan wabah, kita terpaksa melakukan ibadah itu dengan cara virtual seperti bersilaturahmi dengan sesama.

Pemerintah sudah berupaya dan bersusah payah mengatasi meluasnya wabah dengan melarang para perantau untuk mudik ke kampung halaman. Tentu keputusan ini harus kita patuhi dan kawal bersama. Rasa rindu kepada kedua orang tua dan sanak saudara akan tetap bisa terobati dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada.

Saya hanya berdoa, semoga tidak termasuk dalam bagian mereka mereka yang menganggap Idul Fitri sebagai ritual tahunan dan harus dimodifikasi. Saya hanya berharap apa yang saya lakukan selama 30 hari di bulan Ramadhan adalah ibadah yang berguna bagi saya dan modal nanti di akhirat. Aamiin

Taqabbalallahu minna wa minkum
Selamat Idul Fitri 1441 H.
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Minal Aidzin Walfaidzin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun