Mohon tunggu...
Nevi Zuairina
Nevi Zuairina Mohon Tunggu... Politisi - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Anggota Komisi V DPR RI Periode 2019 - 2024 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan Sumatera Barat II

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan, Emansipasi, dan Pandemi

23 April 2021   00:08 Diperbarui: 23 April 2021   01:05 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu saja setiap tahun pada tanggal 21 April kita selalu memperingati Hari Kartini. Peringatan Hari Kartini ini sejatinya ditandai bertepatan dengan peringatan kelahiran Raden Ajeng Kartini, seorang perempuan yang menginspirasi Kaum Hawa di tanah air untuk berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan Kaum Adam dalam hal memperoleh ilmu pengetahuan dan menjalakan kewajiban.

Kitab suci kita, yaitu Al Quran memuat banyak sekali ayat dan aturan tentang perempuan. Tidak hanya itu, Rasurullah Muhammad SAW juga dalam beberapa hadits yang disampaikan dan dikutip oleh para sahabat semasa hidupnya juga banyak sekali membahas dan memberi pentunjuk tentang peran, fungsi dan juga aturan terkait keikutsertaan perempuan dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Bahkan dalam Alquran sebuah surat khusus terkait perempuan juga ada yaitu sudar "Annisa" yang bermakna lebih kurang yaitu Ibu.

Terkait Pahlawan Nasional Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara pada 21 April 1879 silam, rasanya pemikirannya tentang agama masih dan akan terus relevan diaplikasikan hingga saat ini. Meski hanya melalui surat surat yang disampaikan kepada sahabatnya di Negeri Belanda, pokok pikiran Kartini tentang kesamaan hak dan kesetaraan gender patut diacungkan jempol dan diapresiasi.

Akan tetapi, dalam hal perjuangan emansipasi perempuan, RA Kartini tidak berjuang dan melawan arus seroang diri. Jauh di belahan nusantara lainnya, Rangkayo Rasuna Said, Siti Rohana Kudus dan puluhan nama perempuan pejuang lainnya patut diperhitungkan. Mereka (para perempuan itu) berjuang dengan caranya sendiri namun dengan tujuan yang sama yaitu kemerdekaan, kesamaan hak dan kesetaraan dalam melakukan improvisasi sosial ditengah masyarakat.

Al Quran telah mengatur dan menetapkan regulasi yang ketat terkait hal tersebut. Aturan itu telah menempatkan perempuan pada posisi mulia dengan dengan memperoleh hak serta tangung jawab yang sama beratnya. Perempuan dalam ajaran Islam tidak hanya mendapatkan haknya selaku seorang Ibu, namun ia juga memperoleh tanggung jawab. Sehingga dengan adanya dua hal tersebut, perempuan menempati posisi yang setara dengan laki laki dalam konteks kemitraan wabil khusus dalam membina rumah tangga.

Perempuan Masa Kini dan Pandemi

Marilah kita tarik sejenak pembahasan tentang perempuan ke bahasan apa yang saat ini tengah terjadi. Sudah setahun berlalu, kita dihantui oleh wabah virus Covid-19 yang telah menimbulkan kepanikan publik dan memaksa pemerintah menerapkan langkah yang dikira tidak populis. Tentu hal itu menimbulkan problem yang tidak mudah diatasi. 

Apalagi akhir akhir ini, setelah PSBB dilonggarkan dan diganti dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Skala Mikro diterapkan, angka warga yang positif terpapar virus corona kembali meningkat. Pemerintah kembali harus memutar kepala dan mengambil langkah tegas antara lain melarang penduduk Jakartu untuk mudik ke kampung halaman.

Problem lain yang tak kalah peliknya adalah pemberlakuan pembelajaran di rumah bagi siswa SMP/MTs dan SMA/MA dengan menggunakan pembelajaran daring (pembelajaran dalam jejaring).  Sejauh ini, kita melihat ada ketidaksiapan guru dalam proses pembelajarannya, termasuk dukungan infrastruktur yang masih minim di berbagai wilayah.

Bagi sekolah/madrasah yang terbiasa menggunakan perangkat teknologi tentu tidak menjadi masalah, namun sangat berbeda sekali bagi daerah yang minim fasilitas. Disinilah kita kemudian bisa menarik garis bahwa upaya mencerdaskan anak anak terkendala dan membutuhkan peran serta yang jauh lebih besar dari kaum ibu.

Kita tahu, Kartini memiliki karakter yang tekun dan tidak menyerah akan keadaan. Ia terus berupata melakukan perubahan sekecil apapun yang mampu dilakukannya. Karena itu, dalam masa pandami yang masih belum akan diketahui kapan akan berakhir ini, peran serta perempuan sangat diperlukan guna mendukung upaya untuk mengatasi pandemi yang tengah berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun