Mohon tunggu...
Teungku nurdin
Teungku nurdin Mohon Tunggu... -

sebagai pengamat masalah sosial,yang masih berwawasan sempit,makanya suka membaca danmenulis untuk memperluas wawasan sehingga berguina bagi masyarakat pada umumnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siapa Tokoh Intelektual di Balik Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928?

28 Oktober 2011   16:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:21 6976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Barangkali begitu pula setiap pemerintah yang ingin tetap berkuasa dan mempertahankan"status quo"dalam berbagai aspeknya mengajukan pertanyaan jika sesuatu gerakan yang terindikasi akan  mengancam posisi dan kedudukannya ,sebagaimana halnya dengan pemerintah Indonesia jika terjadi aksi-aksi teroris pasti akan segera emencari siapa tokoh intelektual dibalik  kejadian tersebut.

Dalam konteks ini pemerintah kolonial Belanda tentu jauh sebelumnya sudah mempersiapkan startegi politik adu dombanya,untuk memperlemah tokoh-tokoh pimpinan organisasi-organisasi yang memang sejak munculnya sudah bersifat politik untuk mengusir Belanda bersamaan meraih kemerdekaan.Oleh sebab karena  kebanyakan penduduk Indonesia ini muslim,maka sangat w3ajar sekiranya umat Islam sangat berperan dan mewarnai  sejarah  perjuangan  mle3wan rejim kolonial Belanda,baik melalui operasi militer maupun melalui saluran-saluran politik.

Bertitik tolak dari itu pula,maka para pemuka muslim kelihatannya memang lebih berperan secara aktif dalam perjuangan melawan rejim imperialis Belanda,dengan tanpa bermaksud mengecilkan peranan kelompok sosial lainnya.Untuk itu baiklah sedikit saja menyisir perjalan sejarah masa lalu menjelnag munculnya Kongres Pemuda yang melahirkan "Sumpah Pemuda"yang merupakan"akte kelahiran "bagi kesadaran dan kebangkitan nasional menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945..

Menurut bukti -sumber sejarah yang tidak terbantahkan,bahwa memang Belanda sudah menyadari berbahayanya tokoh-tokoh intelektual muslim yang berada dalam organisasi -organisasi  yang muncul berakar dari tengah tengah rakyat ,seperti SDI (Syarikat Dagang Islam) yang muncul di Surakarta tanggal 16 Oktober 1905  dibawah pimpinan H.Samanhudi.Kemudian pimpinannya dilanjutkan oleh HOS.Cokroaminoto di Surabaya ketika SDI di Schorsing oleh Residen Surakarta  pada tahun 1912  M.

Selain itu Muhammadyah yang muncul di Yoyakarta dibawah pimpinan KH.Ahmad Dachlan pada tanggal 18 November 1912.Hajatul Qulub muncul tahun 1915 yang selanjutnya berubah namanya menjadi Persyarikatan Ulama pimpinan KH.Abdulhalim di Majalengka ,Jawa Barat tahun 1917.Lalu muncul Jamiah Nahdhatul Wathan yang dipimpin oleh Wahab Chasbullah dan Mas  Mansur  di kota Surabaya pada tahun 1916,.dua tahun setelah lahirnya Taswirul Afkar dan Nahdhatul Tujjar yang muncul enam tahun berikutnya. Organidsasi ini selanjutnya menjadi Jamaiah Nahdhatul Ulama dibawah pimpinan KH.Hasyim Asj'ari pada tahun 1926.

Para pemukan muslim yang memang sangat konsisten dalam melawan penjajahan dalam berbagai aspeknya,secara berturut turut mendirikan organisasi-organisasi lainnya seperti Matlaul Anwar tahun 1915 dipimpin oleh KH.Muhammad Yasin,kemudian H.Muhammaad Yunus dan haji Zamzam mendirikan oragnaisasi Persatauan Islam pada tanggal 17 September 1923 di Bandung.Dalam perkembangan selanjutnya organisasi yang sekarang lebih dikenal dengan Persis menganggap A.Hasan sebagai guru besarnya yang sangat berwibawa.Organisasi yang amat besar peranannya dalam perjuangan merebut kemerdekaan selain yang diatas tersebut adalah Yong Islamiten Bond yang muncul pada tanggal  1 Januari 1925  dibawah pimpinan R.Syamsulrijal,keponakan darei Suryopranoto dari Paku Alaman dan pemimpin pemogokan buruh dari Central Syarikat Islam.Sementara organisasi yang juga berdiri pada atahun 1928 di Minangkabau itu dipimpin oleh Syekh Sulaiman as Rusli.

Meskipun mereka merupakan pelopor kesadaran dan kebangkitan nasional Indonesia,tetapi oleh rejim kolonial Belanda waktu yang dibantu oleh kaum priyayi Jawa yang kemudian membentuk Budi Utomo selalu berupaya menghalanginya,serta menganggapnya sebagai organisasi-organisasi ilegal dan kemudian di bubarkan oleh Residen Surakarta atas restu Belanda sebagaiamana yang dialami oleh SDI tahun 1912.Karenanya SDI tidak diakui oleh Belanda karena secara terang-terangan menginkanpersatuan nasional dalam menuju Indonesia merdeka.

Menurutt sejarah pula pendirian Budi Utomo 20 Mei 1908  juga dimaksudkan untuk menghambat perkembangan SDI yang lahir 3 tahun sebelkumnya dan bersifat nasional .Sedangkan Budi Utomo hanya dikhususkan bagi kaum priyayi Jawa,Sunda dan Madura saja,selain dari kalangan darah biru tidak diperbolehkan menjadi anggota dari Budi Utomo itu meskipun masyarakat biasa dari pula Jawa dan Madura.Namun oleh Belanda dalam penulisan sejarah sengaja dibelokkan supaya peranan intelektual muslim tersingkir dari kancah perjuangan bangsa Indonesia.

Akan tetapi sejarah tetap sejarah tidak bisa selamnya diwarnai oleh kebohongan-kebohongan,serta para sejarawan sudah memiliki sumber-sumber fakta yang bisa dipertanggung jawabkan keasliannya,bahwa para kaum intelektua muslim mengadakan Kongres Nasional Partai Syarikat Islam 27 September 1928 sebelum Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928.Bahkan dalam kongres itu pula mula-mula diperkenalkan istilah Indonesia oleh  DR.   Sukirman Wirjosanjoyo setelah sebelum istilah itu disebut-sebut oleh  Logen dan Adof Bastian sekitar tahun 1860-an tersebut.

Selain itu pula terungkap,bahwa bahasa pengantar dalam Kongres Pemuda ajuga dipakai bahasa Melayu yang sudah berabad-abad sebelumnya sudah menjadi bahasa resmi yang duigunakan oleh bangsa -bangsa di Nusantara. Sebaliknya oranganisasi Budi Utomo menolaknya dan menghendaki bahasa Jawa sebagai bahasa antara sesama anggota mereka sendiri secara eklusif.Dalam Kongres Budi Utomo  April 1928 ,bahwa mereka menolak cita-cita persatuan Indonesia.Karena sangat aneh sekiranya dalam perkembangan sejarah selanjutnya ,justeru organisasi Budio Utomo yang sanagat menonjol hingga hari njadinya diabadikan sebagai hari kebangkirtan nasional.

Menurut Ahmaddani G.Martha dan kawan kawan dalam 'Pemuda Indonesia dalam Dimensi Sejarah Perjuangan  kedua organisasi inilah yang sangat besar peranannya dalam Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928 yang kemudian melahirkan "Sumpah Pemuda".Organidsasi itu adalah,pertama Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia   dan  yang kedua adalah Jong Indonesia. Jong Indonesia merupakan kelanjutan dari Algemeene Studie Club yang didirikan oleh Sukarno di Bandung  tahun 1926 yang beranggotakan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik Techniche Hoogeschool(kini:ITB) dan mahasiswa Reechtschool(sekolah Tinggi Hukum).Kemudian Jong Indonesia tahun 1927 yang juga berdiri di Bandung .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun