Mohon tunggu...
Teti Taryani
Teti Taryani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang suka menulis. Author novel: Rembulan Merindu, Gerai Kasih, Dalam Bingkai Pusaran Cinta. Kumcer: Amplop buat Ibu, Meramu Cinta, Ilalang di Padang Tandus. Penelitian: Praktik Kerja Industri dalam Pendidikan Sistem Ganda. Kumpulan fikmin Sunda: Batok Bulu Eusi Madu, Kicimpring Bengras.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sakit Hati karena Tidak Diundang? Ternyata Ini Solusi Terbaik

15 Januari 2023   20:39 Diperbarui: 15 Januari 2023   20:52 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh: Teti Taryani

Kutarik napas dalam-dalam. Kusandarkan punggung yang tadi berasa tengah membawa beban beribu kilogram. Beban yang demikian menindih itu perlahan kuletakkan hingga tak bersisa. Tak lupa kuucapkan rasa syukur yang tidak terhingga atas kemurahan-Nya yang telah diberikan padaku hari ini.

Baru saja aku terlepas dari cengkeraman rasa cemas dan takut yang luar biasa. Tugas yang kena deadline dan telah sempurna kukerjakan, sudah tersimpan aman dalam laptop. Kuistirahatkan barang sejenak sebelum kuunggah pada link yang telah tersedia.

Setelah kuselesaikan hajatku, baru laptop kubuka lagi. Apa yang terjadi? Ternyata semua pekerjaanku tak terlihat sama sekali. Laptop andalanku bergeming saat kutekan tombol pembuka. Layar yang biasa menampilkan tema dengan gambar beragam, kini hanya hitam tak tampak apa pun.

Kumasukkan kabel charge namun lampu indikator tidak menyala. Laptop berulang kunyalakan dan kumatikan, tak ada perubahan yang bisa memberiku harapan. Kubantu dengan istigfar dan memohon kemurahan-Nya. Kutatap laptop dengan penuh harap. Semua tetap sama. Nihil, hitam, pekat. Sepekat piranku saat itu.

Kuhubungi kawanku yang sering membantu jika aku terkendala trouble yang menimpa laptop atau gawai. Qadarullah, kawan yang dituju tengah berada di homebase-nya. Aku melihat secercah harapan yang berkelip di gelapnya malam.

Kusaksikan bagaimana laptopku dibuka dan dikeluarkan bagian dalamnya. Ternyata jamur memenuhi bagian utama SSD hingga laptopku tak mampu beroperasi. Hampir satu jam selesai sudah laptopku diopeni hingga mampu beroperasi lagi. Maka siang itu pun laptop kubawa pulang dengan sukacita.

Kubuka gawai setelah reda semua galau. Mataku tertumbuk pada notifikasi deretan pesan yang masuk. Kupandangi foto kawan-kawan seangkatan di grup yang berfoto cantik manis di undangan pernikahan. Tentu saja kutanya siapa yang punya hajat dan di mana tempatnya.

Entah bagaimana perasaanku saat kutahu yang tengah punya hajat adalah kawan dekat, sahabat seangkatan. Ya, benar, Ternyata sahabatku tengah menikahkan putra bungsunya. Yang tengah berderet berfoto juga kawan-kawan dekatku. Lalu, mengapa aku tidak diundang?

Seketika beribu tanya berseliweran di kepala. Apa salahku? Apakah aku terlalu banyak berbuat salah? Padahal kami selalu sepaham dan sering menuju undangan bersama. Mengapa hanya aku yang tidak diundang? Lupa atau sengajakah?

Kupikir-pikir, sebelumnya aku juga tidak pernah mendapat undangan pada pernikahan dua putri sahabatku ini. Sedangkan teman-temanku bercerita kalau mereka diundang dan sempat menghadiri undangan pernikahan kedua putrinya. Pada pernikahan putra ketiganya pun, ternyata aku tak beroleh undangan. Sementara kawan-kawanku berfoto ria dengan bahagia.

Jika hanya sekali tidak mendapat undangan, sepertinya tidak mengapa. Mungkin lupa, pikirku. Tapi jika tak diundang pada ketiga pernikahan putri-putranya? Sepertinya agak aneh juga. Ajib!

Kukendalikan pikiranku. Sebab logikanya, siapa yang diundang dan yang tidak, itu hak yang punya hajat. Siapa pun tak elok mengajukan protes. Bahkan menurut para ulama, pada dasarnya hukum tathafful atau menghadiri acara pernikahan tanpa diundang adalah haram. Ini disebabkan karena dapat memberatkan tuan rumah.

Setelah kupikir lebih jauh, ternyata inilah solusi terbaik yang Allah berikan padaku. Aku tidak mendapat undangan karena Allah beri aku kesempatan untuk mengatasi laptop yang ngadat tiba-tiba. Ya, laptop bermasalah itu menuntutku untuk mengambil solusi sesegera mungkin. Dituntun-Nya aku untuk menemui kawan baik yang mau membantu hingga masalah segera bisa diatasi.

Coba saja, jika siang tadi aku mendapat undangan, terus pulang siang, dan laptop bermasalah baru diketahui sore atau malam hari, bagaimana mengatasinya? Padahal laptop ini diperlukan untuk mempersiapkan bahan pembelajaran besok dan modal bagiku untuk menulis di kompasiana.com

Tentu saja jika itu terjadi, pasti aku bakal kalangkabut, pusing tujuh keliling, hingga galau berguling-guling.

Karena itulah, kini aku sangat bersyukur tak beroleh undangan. Terima kasih atas skenario indah-Mu ini, wahai Sang Maha Segalanya!  

Tasikmalaya, 15 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun