Mohon tunggu...
Tetikus Literasi
Tetikus Literasi Mohon Tunggu... -

Sebuah akun kolektif yang berisikan tulisan dari sekelompok Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta Angkatan 2016.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pejalan Kaki Penyebab Kemacetan Tanah Abang Itu Sebuah Riset

14 November 2017   16:02 Diperbarui: 14 November 2017   18:16 1874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kemacetan di tanah abang.| baltyra.com

Dalam menanggapi masalah kemacetan di daerah tanah abang Gubernur dan wakil gubernur tidak salah. Namun pejalan kaki bukan lah faktor utama dan bukan satu-satunya faktor yang menjadi penyebab kemacetan di Tanah Abang meskipun hasil riset menyebutkan demikian. Pasalnya pedagang kaki lima merupakan salah satu faktor yang paling sering ditemukan dalam kemacetan tersebut. Hal ini menyangkut karena mereka menggelar dagangan di sepanjang trotoar atau di pinggir jalan yang pada dasarnya lahan tersebut digunakan sebagai fasilitas para pejalan kaki dan tidak bisa seutuhnya menyatakan bahwa para pejalan kaki lah yang menjadi penyebab utama kemacetan di tanah abang karena penyebab kemacetan di tanah abang serta di ibu kota ini terjadi akibat beberapa faktor bukan hanya dari satu sudut pandang saja.

 

Pernyataan Pak Anies dan Pak Sandi bahwa PKL ada diurutan paling akhir sebagai penyebab kemacetan juga tidak dapat seutuhnya dapat dipastikan seperti itu karena dengan adanya mereka dapat dipastikan banyak orang yang memyambangi dagangan mereka untuk dibeli. Tidak mungkin pasar tersebut sepi pengunjung, karena tanah abang merupakan salah satu pasar yang besar di kawasan Asia Tenggara. Di sisi lain pejalan kaki yang berasal dari Stasiun Tanah Abang menurut gubernur dan wakilnya juga merupakan penyebab kemacetan. Dalam hal ini wajar, karena banyak penglaju dari luar Jakarta yang bekerja di kawasan tanah abang dan sekitarnya, tetapi kita tidak bisa menyalahkan mereka.

Pada prinsipnya mereka yang berjualan menjadikan kawasan tanah abang atau lebih tepatnya daerah Jakarta Pusat adalah untuk mencari nafkah. Jadi seharusnya gubernur dan wakilnya tidak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya, karena bisa jadi jika tidak ada mereka kehidupan perekonomian di Indonesia ini tidak berjalan dengan baik. Selain itu terbatasnya parkiran menyebabkan orang-orang melakukan parkir sembarangan di pinggir jalan yang mengganggu aktivitas para penglaju yang sedang berkendara dan hasil riset bahwa pembangunan merupakan salah satu penyebab kemacetan di tanah abang, tetapi kita sebagai masyarakat seharusnya bisa menanggapi hal tersebut dengan sikap yang positif.

 Pembangunan yang dilaksanakan tersebut adalah untuk kebaikan bersama, kebaikan bagi masyarakat DKI Jakarta. Selain hal diatas angkutan umum yang menarik penumpang dengan cara "ngetem" adalah hal yang sangat berpengaruh dalam kemacetan di tanah abang maupun di Ibukota ini. Pasalnya, para supir mengejar setoran saat menarik angkot. Semua hal ini seharusnya menjadi perhatian khusus bagi Pemprov DKI Jakarta. Setidaknya pihak pemerintah DKI bisa membuat peraturan dalam menuntaskan penyebab kemacetan di Pasar Tanah Abang. Selain itu sebaiknya Pemprov DKI mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam menanggulangi dan mencari solusi untuk masalah kemacetan yang terjadi di Ibukota tercinta ini.

Namun di luar semua itu, para PKL di pinggiran trotoar Pasar Tanah Abang memang sudah seharusnya tidak berjualan di atas trotoar dan harus ditertibkan atau dialokasikan ke tempat lain. Sebenarnya sudah pernah dilakukan penertiban dan pengalokasian PKL yang berjualan di trotoar Pasar Tanah Abang, akan tetapi ada beberapa faktor yang membuat para PKL pun kembali berjualan di atas trotoar. Salah satunya karena tempat yang baru disediakan itu sepi pembeli dan tidak seramai berjualan di atas trotoar. Untuk itu pemerintah harus memikirkan bagaimana caranya agar tempat yang dialokasikan untuk para PKL ini ramai pengunjung. Sebenarnya semua saling keterkaitan dari tabiat kebiasaan masyarakat yang mungkin merasa malas untuk berjalan lebih jauh ke dalam gedung Pasar Tanah Abang. Sehingga mereka merasa lebih mudah dan tidak menghabiskan tenaga untuk belanja ke dalam gedung.

Pada dasarnya jika PKL harus dialokasikan,pemerintah setempat harus memikirkan atau mencari cara untuk mempermudah fasilitas orang orang yang malas untuk berjalan jauh ke dalam menjadi lebih mudah. Seperti misalnya menyediakan skywalk yang khusus untuk bloknya masing masing, sehingga mempermudah pembeli untuk berbelanja dan dengan demikian semua blok yang jauh pun dapat terjangkau dengan kemudahan fasilitas tersebut. Setidaknya walaupun tidak bisa menjangkau semuanya,akan tetapi lebih mempermudah pembeli dan juga bisa dengan cara mempromosikan blok yang baru dengan berbagai macam cara dan strategi pemasaran yang dibantu oleh pemerintah setempat.

Selain faktor dari PKL,salah satu faktor penyebab kemacetan yaitu semrawutnya angkutan umum di daerah Pasar Tanah Abang. Kesemrawutan ini mungkin dikarenakan belum adanya fasilitas halte transportasi umum yang terintegrasi dengan baik, sehingga menyebabkan transportasi umum berhenti sembarang tempat yang menyebabkan kemacetan. Pemerintah juga harus memperhatikan perlu adanya tempat yang baik dan terorganisir dengan baik sekali. Sebenarnya sudah ada tempat seperti halte bus dan terminal bahkan stasiun juga. Akan tetapi di era sekarang ini sangat diperlukan sekali fasilitas-fasilitas yang bisa sangat memudahkan, bisa juga dibangun skywalk khusus untuk ke halte atau ke terminal. Pemerintah setempat benar-benar harus mengkaji ulang tentang pemberhentian transportasi umum di sekitaran Pasar Tanah Abang. Sekarang baru ada satu moda transportasi besar, yaitu kereta api. Pak Gubernur harus memikirkan lagi bagaimana nanti koneksinya dan integrasinya dengan transportasi lain. 

Oleh karena itu seharusnya TransJakarta menjadi langsung bergerak dilapangan supaya integrasi lebih baik dengan TransJakarta. Harus secepatnya dilakukan re-routing untuk bus kecil dan bus besar dan bahkan jika perlu dilakukan zonasi juga untuk ojek online dan ojek pangkalan,agar semuanya dapat terintegrasi dan tidak terjadi kesemrawutan asal ngetem di sembarang tempat seperti sekarang. Memang sudah seharusnya tempat khusus untuk transportasi umum dikaji lagi untuk menanggulanggi kemacetan yang ada seperti sekarang ini di Pasar Tanah Abang.

Ketika semua sudah tertata dengan baik,dari sistem dan pendekatan pemerintah dengan masyarakat sekitar Pasar Tanah Abang dan semua system berjalan dengan baik, satu persatu faktor-faktor penyebab kemacetan di Pasar Tanah Abang pun akan terurai. Memang membutuhkan proses yang tidak cepat tetapi akan berproses untuk kedepannya. Memang semua faktor itu saling bekesinambungan tidak bisa menyalahkan satu pihak saja yang harus dibenahi adalah sistem penataan dan ketegasan petugas karena percuma kalau semua sistem sudah tertata dengan baik, akan tetapi petugas tidak dapat melakukan hal yang tegas kepada para masyarakat akan terus seperti ini.

Salah satu faktor terpenting penyebab kemacetan di Pasar Tanah Abang adalah kurangnya kesadaran masyarakat itu sendiri. Semua sistem penataan dan kemudahan fasilitas yang sengaja diciptakan untuk masyarakat tanah abang pembeli dan penjual akan percuma jika pada dasarnya masyarakat itu sendiri yang tidak memiliki kesadaran untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib yang sudah dibuat. Jika terus seperti ini tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah saja memang masyarakatnya yang seharusnya mereka merubah kebiasaan mereka untuk menaati peraturan yang berlaku.

penulis: ainun fadhilah

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun