Mohon tunggu...
Solichatul WahyuWulandari
Solichatul WahyuWulandari Mohon Tunggu... Guru - Berbagi untuk kita!

Shollua'lannabi Muhammad :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Apakah Pendidikan Ibu Berpengaruh dalam Merawat dan Mengurus Keluarga?

22 Januari 2021   09:37 Diperbarui: 22 Januari 2021   09:42 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keluarga sejahtera menjadi impian semua orang, dimana ayah ibu serta anggota keluarga lainnya bersatu dan saling berperan aktif dalam menjalankan tugasnya masing-masing. 

Secara konseptual keluarga sejahtera bercirikan dengan ketahanan keluarga yang tinggi artinya terdapat kondisi dinamis yang ulet dan tangguh yang mengandung kemampuan fisik materiil dan psikis menta;-spiritual untuk hidup mandiri dan mengembangkan diri sehingga dapat mencapai keluarga harmonis, sejahtera lahir maupun batin. 

Nurjjidin mengatakan keluarga sejahtera mempunyai karakterisik yang dapat melaksanakan 8 fungsi keluarga yaitu : fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi melindungi,fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan.

Dalam keluarga seluruh anggota berperan menjalankan tugasnya, seperti ayah yang mempunyai tugas utama untuk meberikan nafkah lahir maupun batin, memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan serta kebutuhan rohani. Sedangkan ibu tidak hanya bertugas untuk memasak, mencuci, berdandan, mengatur keuangan dan melahirkan namun ibu mempunyai peran yang lebih besar yakni memberikan kasih sayang serta bertanggung jawab atas pendidikan bagi anak-anaknya, sebab baik buruknya anak kelak ditentukan pendidikan yang diterima waktu kecil. Pun dalam mengurus serta merawat keluarga seorang ibu tetap mempunyai tugas yang tidak mudah. 

Perlunya pemahaman akan pentingnya mewujudkan keluarga tangguh akan mempengaruhi bagaimana seorang ibu memberikan treatmen dan berkomitmen terhadap keluarga. Pada dasarnya semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin banyak ilmu yang didapatkan semakin luas juga pemahamannya.

Dalam survey yang dilakukan terhadap 30 orang responden yang mempunyai latar belakang pendidikan SD-SMP dan pekerjaan IRT, buruh, petani, pekerja swasta dan wiraswasta serta PNS memperoleh hasil bahwa seluruh responden menyatakan ibu tidak membagi kasih sayang dengan anak-anaknya, perhatian yang diberikan sama tanpa ada yang di istimewakan semua anggota keluarganya memperoleh kasih sayang yang merata. 

Menurut responden yang mempunyai latar pendidikan SMA mengartikan kasih sayang adalah bentuk peduli, perhatian, merawat serta menjaga, saling menjalankan kewajiban untuk mewujudkan keluarga yang harmonis, sedangkan menurut ibu yang berlatar belakang pendidikan D3-S2 mengartikan kasih sayang adalah cara kita mendidik, membimbing, memberi perhatian, menjalin komunikasi, ikhlas menerima, selalu ada untuk keluarga, dan memberikan keleluasaan untuk perkembangan positif.

Dalam memberi perhatian kepada ayah dan anak seorang ibu mempunyai caranya masing-masing, pada survey ini responden dengan latar pendidikan SD-SMA memberikan pernyataan cara untuk memberi perhatian yakni dengan membagi waktu sesuai dengan porsi dan kondisi, menciptakan waktu yang berkualitas seperti dimalam hari. Sedangkan responden yang menempuh pendidikan tinggi mempunyai cara tersendiri untuk memberi perhatian seperti meluangkan atau membagi waktu untuk berkomunikasi, mengutamakan anggota keluarga yang membutuhkan, serta membangun kebersamaan.

Tiap keluarga mempunyai problema, tentu saja masalah yang dihadapi berbeda-beda, pada responden yang berlatar pendidikan SD-SMA memiliki problem rumah tangga seperti kesulitan dalam memberikan penjelasan ataupun pengertian, begitu juga dalam menasihati, hal ini disebabkan karena ketidakmampuan dalam memahami emosi anak, selain itu problem yang sering muncul adalah timbulnya rasa iri anatara kakak dan adik. Sedangkan responden yang melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki masalah yang lebih sedikit, masalah yang timbul seperti anak yang suli menerima kritik dan diajak diskusi akibatnya orang tua sulit dalam memberikan pengertian dan penjelasan kepada anak.

Dari survey diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan ibu dalam mengurus serta merawat keluarga berpengaruh terhadap pemecahan masalah, meskipun masalah yang datang pada tiap keluarga berbeda namun dalam praktiknya ibu yang memiliki latar belakang pendidikan lebih tinggi mampu menyelesaikan masalah dengan lebih baik. 

Dalam memberikan kasih sayang dan merawat keluarga tingkat pendidikan ibu tidak menjadi masalah karena semuanya membagi dan memberikan perhatian secara sama rata meskipun memiliki konsep kasih sayang yang berbeda-beda. Sebagai penutup, seorang wanita hendaknya mempersiapkan diri untuk menjadi ibu yang berkualitas dengan tidak berhenti belajar, meskipun tidak menempuh pendidikan tinggi namun belajar merupakan kewajiban dimanapun dan kapanpun, jadi tidak ada alasan untuk selalu menambah ilmu pengetahuan agar memiliki wawasan serta pemahaman yang luas, sehingga mampu menjadi wanita sekaligus ibu yang bermanfaat baik bagi keluarga maupun masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun