Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buka Puasa dengan Kurud Kelapa

22 Juni 2016   11:45 Diperbarui: 22 Juni 2016   12:01 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurud Kelapa Dok. Pribadi

Waktu berbuka masih cukup lama, tapi sudah banyak yang mempersiapkan menunya, ya kan? Apalagi jika menu yang akan dihidangkan memerlukan waktu cukup lama untuk mempersiapkannya. Bisa jadi dari tadi sehabis sahur, ibu-ibu atau embak-embak sudah mulai mempersiapkannya.

Menu buka favorit keluarga kecil kami adalah Kurud Kelapa. Masih aneh atau asing dengan istilah ini? Wajar, soalnya istilah itu kami sendiri yang asal membuatnya, hahaha! Asli ini menu desa. Meski memberikan namanya terkesan asal, tapi percaya dech, rasa dan tampilan dari Kurud Kelapa yang sederhana dan ndeso banget ini tak kalah enak, tak kalah sehat dan tak kalah bergizi dibanding menu kota lainnya yang sedang kekinian.

Baiklah, biar tidak penasaran lagi, mari kita bercerita, apa itu Kurud Kelapa? Kurud Kelapa adalah sejenis es kelapa yang dibuat dengan sangat sederhana, bahkan mungkin masih kejaman baheulaan alias jadul.

Kurud itu istilah di kampung, dari bahasa Sunda, yang persamaannya ialah parut. Kelapa ya buah kelapa, untuk Kurud Kelapa ini sebaiknya menggunakan kelapa muda alias dewegan (Degan). Sudah tahu kan kalau es kelapa mantapnya dibuat berbahan dasar kelapa muda. Jadi daging kelapanya masih empuk, dan air degannya juga masih manis alami.

Yang bisa dibilang unik, mungkin cara memarut dan menyajikannya. Memarut tidak menggunakan parutan kekinian, melainkan menggunakan tutup botol yang terbuat dari kaleng bergerigi. Cukup dikerokkan saja di daging kelapa dan hasilnya cukup bagus, meski kalau kurang hati-hati, hasilnya bakal amburadul. Penyajiannya tidak menggunakan gula atau bahan pemanis lainnya, tapi cukup dengan mencampurkannya dengan air kelapa muda itu sendiri. Kami memetik kelapa dari pohon sendiri. Bukan promosi ya, tapi kelapa milik kami itu kebetulan kualitas air kelapa mudanya bagus banget. Manis dan seperti memakai soda gitu, pokoknya seger dech! Jadi kami tidak menambahkan gula.

Karena itu saya bilang lebih sederhana, lebih enak dan juga lebih sehat karena jelas sangat praktis dan tidak dicampur bahan lain. Bukan berarti tidak boleh mencampurkannya dengan bahan lain ya, kalau memang air kelapanya tidak manis, ya silahkan menambahkan pemanis atau campuran lain. Jadi tidak plain putih daging kelapa saja saat menyajikannya.

Setelah meneguk Kurud Kelapa ini, barulah beralih ke cemilan sejuta umat lainnya, apalagi kalau bukan gorengan. Ya, kami tidak bosan meski tiap hari harus makan gorengan. Tentunya biar sedikit bervariasi setiap harinya menyajikan gorengan yang berbeda, seperti bakwan, keroket, tahu isi, goreng tempe tepung, dan lain sebagainya.

Demikian kisah Kurud Kelapa si menu desa dari kami. Meski sederhana namun hampir tidak pernah kami lewatkan selama bulan puasa ini. Semoga bermanfaat. Salam dari Kampung. 

hidangan-buka-puasa-576a15a7f07a61b8042a101b.jpg
hidangan-buka-puasa-576a15a7f07a61b8042a101b.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun