Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hal yang Bikin Bahagia Ketika Ramadan di Rumah Aja

27 April 2021   21:25 Diperbarui: 27 April 2021   22:02 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman Ramadan tahun lalu yang masih parno untuk keluar rumah karena melonjaknya kasus covid-19, bikin kami kehilangan momen untuk belajar dan menambah skill.

Tahun ini meski virus corona masih merajalela bahkan muncul varian baru yang katanya lebih tinggi tingkatan kecepatan penyebarannya namun kami lebih bisa menguasai kondisi. Keadaan memang tidak mungkin bisa kita ubah secepatnya, namun kita juga tahu kehilangan waktu adalah sesuatu yang sangat merugikan lahir batin.

Maka Ramadan tahun ini saya dan suami sepakat untuk tetap menjalankan aktivitas dan target. Hanya tentu saja menyesuaikan dengan situasi dan kondisi karena daerah tempat saya sendiri Ramadan sekarang justru berstatus zona merah.

Rencana mengirimkan anak ke pesantren kaligrafi selama bulan puasa tahun lalu sempat kandas. Tahun ini, target itu kami kejar meski tidak sepenuhnya sesuai harapan. Anak kami daftarkan belajar kaligrafi secara pasaran (sistem lepas selama Ramadan) namun dengan cara tidak mondok. Risikonya ya kami harus antar jemput anak sendiri setiap hari.

Jarak dari rumah ke pesantren kaligrafi selama satu jam kendaraan dengan kontur jalan tanah yang rusak (bukan aspal atau cor lho, ya) beneran bikin badan terasa remuk. Perjuangan untuk menambah ilmu dan keterampilannya beneran terasa sekali.

Karena itu hampir setiap hari kami bisa dipastikan tepar bersama di rumah. Tidak ke mana-mana lagi setelah sepulangnya dari belajar kaligrafi hingga waktu berbuka tiba.

Karena baik di sekolah anak maupun sekolah tempat suami mengajar selama Ramadan ini ada pembelajaran tatap muka juga, maka setiap hari kami atur waktu. Senin dan Rabu anak berangkat ke sekolah formal. Sisanya masuk kelas kaligrafi. Begitu juga suami Senin sampai Jumat tatap muka di sekolah, sisanya mendampingi anak sekaligus ikut pasaran kaligrafi.

Saya sendiri ngapain aja? Sayalah tim hore sekaligus seksi dokumentasi. Wkwkwkwkkk... Jangan sepelekan peran emak (yang tidak pernah berdaster) ini. Saya seperti tidak berperan, tapi berani taruhan, tanpa saya sebagai managernya, suami dan anak ga bakalan bisa on time atau rapi dalam beraktivitas. Terlebih saat Ramadan yang waktu dan kebiasaannya berubah jungkir balik dari aktivitas hari biasa.

Sebagai seorang ibu rumah tangga orang mengira kerjaan saya paling cuma berkutat di urusan dapur, sumur dan kasur. Padahal sesungguhnya saya bisa belajar lebih dari itu. Belajar dari orang-orang hebat yang bisa mengurus rumah tangga, mendidik buah hati hingga jadi anak soleh/solehah tapi sekaligus berprestasi dalam karir dan bahkan memiliki penghasilan sendiri.

Kesempatan yang diberikan suami dan keluarga sangat mendukung saya untuk --meski di rumah saja-- bisa upgrade diri, bisa terus belajar dan menjalankan me time maupun hobi secara maksimal, termasuk ngeblog.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun