Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengenang Lagu Ketika Terperosok

22 April 2021   14:59 Diperbarui: 22 April 2021   15:04 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gara-gara terperosok di atas panggung, setiap mendengar musik pengiringnya ingatan langsung tertuju pada kejadian tahun delapan puluh delapan, saat dimana saya dan anak-anak perwakilan dari setiap RT di Gumuruh Batununggal Kodya Bandung mengikuti acara lomba busana muslim dalam peringatan hari kemerdekaan.

Saya mewakili RT 01 dipasangkan dengan Hendi. Sebelumnya setiap hari sepulang sekolah kami dilatih terlebih dahulu oleh Teh Evi, A Martin dan pemuda pemudi lainnya. Harus melambai ke kiri, melenggok ke kanan, berputar, sampai kapan saatnya membungkuk untuk memberi salam.

Tiba saatnya perlombaan berlangsung, saya dan Hendi sudah didandani. Teman-teman banyak yang mengejek bahkan menjodohkan saya dan Hendi. Haha... Saya sendiri cuek aja. Usia delapan tahun saat itu belum tahu soal kaya gituan. Gak kaya anak SD jaman sekarang udah tahu eceng merah jambu, naksir dan ditaksir.

Tibalah giliran kami dipanggil panitia. Maju dengan pedenya sesuai pepatah saat latihan. Eeh, saat meliuk sambil mendekap kitab suci, ga tahu kenapa kok perasaan seperti melayang dan tahu-tahu disoraki penonton. Ternyata kaki saya terperosok di panggung yang papan nya renggang saat badan meliuk dan hilang keseimbangan. Lupa malunya seperti apa, tapi yang saya ingat saat itu lagu "Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya" terus mengalun. Tidak mempedulikan keriuhan suasana lomba.

Dok pribadi
Dok pribadi

Kenangan terperosok itu selalu terungkit kemudian apabila mendengar lagu religi "Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya" yang sering didengar apalagi kalau memasuki bulan Ramadan.

Seperti halnya saya, muslim Indonesia pasti tidak asing lagi dengan lirik lagu "Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya," yang kerap diputar di berbagai tempat saat bulan Ramadan tiba. Lagu religi legendaris milik Bimbo ini tak pernah hilang dari suasana Ramadan, meski banyak bermunculan lagu religi baru lainnya.

Ketika saya belasan tahun merantau ke luar negeri, lagu-lagu religi milik Bimbo ini mulia tidak pernah saya dengar lagi. Rasa kangen ternyata malah muncul semakin menjadi sehingga akhirnya melalui bantuan majikan, saat itu saya bisa membeli kasetnya.

Semakin canggih teknologi, ketika bekerja di Taiwan saya malah sudah bisa mendownload lagu religi yang saya inginkan. Bukan hanya lagu milik group musik Bimbo yang sudah berkiprah sekitar 1967, tapi juga lagu religi milik Snada, Raihan, Opick, dan lainnya.

Tapi tetap yang paling berkesan dan jadi favorit buat saya lagu-lagu yang dibawakan Sam Bimbo, Acil Bimbo, Jaka Bimbo dan Iin Parlina karena selain liriknya sangat dalam juga bikin saya selalu bisa mengenang masa lalu. Masa kecil di Bandung yang saya tinggalkan sejak lulus sekolah dasar.

Hampir semua lagu religi milik Bimbo lawas saya hafal. Mulai Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya, Bermata Tapi Tak Melihat, Tuhan, Sajadah Panjang, Rindu Kami Padamu, Wudhu dan masih banyak lagi. Tidak jarang saya meneteskan air mata kala melantunkan lirik lirik lagunya yang sangat menyentuh hati.

Lagu Sajadah Panjang yang liriknya ditulis oleh Taufiq Ismail bikin saya selalu merinding dan merasa betapa dalam hidup ini saya selalu merasa banyak dosa. Apalagi saat hidup di perantauan. Banyak sekali maksiat yang saya lakukan secara saya tinggal di negara dan keluarga majikan yang non muslim.

Sajadah Panjang sangat menyindir saya yang mati-matian mencari rezeki tapi sedikitpun tidak mempersiapkan bekal yang akan saya bawa kelak ke pekuburan.

Dok pribadi 
Dok pribadi 

Saat pandemi saya baca berita jika Grup Bimbo yang personilnya sudah pada senior itu atas permintaan Kepala Gugus Tugas Covid-19, Doni Monardo merilis lagu bertema virus Corona Covid-19. Saya sangat mengapresiasi meski lagu itu saya belum mendengar dan tidak/belum hafal liriknya.

Lepas dari ramainya pemberitaan maupun riuhnya sambutan para penggemar yang menjadi bukti nyata adalah Group Bimbo ini berhasil jadi musisi legendaris yang masih eksis hingga era milenium dimana banyak muncul persaingan baik dari musisi luar negeri, musisi muda, bahkan trend yang silih berganti.

Salut dengan Group Bimbo yang karyanya tetap bertahan. Tetap mengingatkan saya pada kejadian terperosok puluhan tahun lalu, yang suka bikin senyum-senyum sendiri kalau mengingatnya.

Seperti  lagu religinya yang jadi favorit sebagian besar masyarakat Indonesia semoga lagu barunya Bimbo terkait virus corona juga bisa jadi melegenda dan membawa aura baik untuk permusikan tanah air.

Ucapan adalah doa. Semoga kita selalu dalam kebaikan aamiin. Dok pribadi
Ucapan adalah doa. Semoga kita selalu dalam kebaikan aamiin. Dok pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun