Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Satu Juta untuk Tiga Puluh Hari: Tips Mengatur Keuangan Saat Ramadan

18 April 2021   22:52 Diperbarui: 18 April 2021   23:35 1623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar memangkas kebutuhan yang tidak mendesak agar pengeluaran bisa ditekan. Sangat susah jika tidak dibiasakan. Namun insyaallah akan terasa ringan jika konsisten diterapkan, apalagi jika mengikuti sistem pendidikan karakter dalam memanage keuangan seperti yang diterapkan di ponpes BIM seperti yang sudah saya ceritakan di atas.

Memisahkan rekening dana tabungan dan dana pengeluarana bisa menjadi jalan yang tepat untuk mecengah diri dari menjadi boros kalau memang dikasih uang belanjanya melalui transfer. Namun jika tidak ada rekening dan diberinya uang cash, masukkan dana tabungan ke dalam celengan khusus dan simpan dana pengeluaran sebaik mungkin.

2.Hidup Sederhana

Bicara soal lifestyle atau gaya hidup memang agak rumit. Tidak sedikit orang yang menerapkan gaya hidupnya jauh melebihi standar kemampuan hanya demi bisa terlihat glamor dan terpuji di lingkungan atau orang-orang sekitar.

Padahal itu kesalahan besar. Banyak orang yang terjerumus ke dalam hutang hanya karena tidak bisa hidup di bawah standar kemampuan. Seandainya bisa menerapkan pola hidup sederhana percaya kita bisa lho menghindarkan diri dari jeratan hutang. Malah justru kita bisa membantu orang lain dengan memberikan pinjaman, walau nominalnya tidak besar.

3.Belanja karena butuh bukan karena ingin

Biasanya ketika mau ke pasar berbelanja, saya bawa catatan apa saja yang dibutuhkan untuk kebutuhan seminggu di rumah. Jangan iseng membeli sesuatu yang tidak ada di dalam catatan karena pengeluaran jelas akan membengkak.

Khusus bulan Ramadan, banyak menyesuaikan diri supaya pos yang bocor atau membengkak bisa ditutupi dengan dana yang didapat dari menyisihkan dana untuk hal yang bisa ditangguhkan.

Misalnya, saya punya dana anggaran beli mukena baru. Tapi melihat mukena sekarang juga masih layak pakai bahkan mukena yang dibeli tahun lalu masih bagus, saya memilih tahun ini tidak memaksakan diri membeli mukena. Dana untuk membeli mukena saya alihkan ke dana jajan anak. Dimana saat bulan Ramadan, makanan untuk anak memang sedikit dilebihkan. Dipupujuhkeun kalau kata orang Sunda mah. Itu bukan memanjakan anak, tapi lebih ke memompa semangat anak untuk bisa lebih baik dalam belajar menjalankan ibadah puasanya.

4.Kurangi jajan di luar

Sebelum pandemi, saya bisa menekan keluarga untuk membatasi kegiatan ini. Saat pandemi, apalagi. Bahkan bisa dibilang kami tidak pernah jajan di luar lagi. Adanya pemberlakuan PSBB justru memperkecil ruang gerak kami, sehingga kami memilih banyak tinggal di rumah saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun