Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahagia Tanpa Batas: Perpanjangan Tangan Buku Bacaan Anak Cianjur Selatan

31 Desember 2020   23:44 Diperbarui: 28 April 2021   05:45 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
137 kg paket buku dari @kotak_aksara. Dok. Pribadi

Sang pahlawan mengirimkan buku bacaan lewat JNE Tomang Jakarta Barat
Sang pahlawan mengirimkan buku bacaan lewat JNE Tomang Jakarta Barat
Jika mengingat perjalanan jatuh bangunnya saya mengelola taman baca dan pondok mengaji di selatan Kabupaten Cianjur ini, wajar jika beberapa teman dan saudara mencemooh saya. Kenapa betah di kampung dengan segala keterbatasannya, sementara kalau tinggal di kota, semuanya akan jauh lebih baik, bukan?

Awalnya saya juga tidak terpikir bisa mengelola pondok pengajian anak. Kecuali dulu saya berkeinginan mempunyai taman bacaan yang berguna bukan untuk saya saja, tapi juga keluarga, dan siapapun yang membutuhkan.

Modal terbesar saya hanya senang membaca dan menulis. Apalagi saat bekerja di luar negeri, setiap majikan yang saya ikuti, di Singapura, Hong Kong dan Taiwan, semuanya mempunyai perpustakaan pribadi, dan anak-anaknya semua gila baca. Saya ingin seperti itu.

Keinginan saya untuk punya taman baca semakin besar, manakala beberapa teman-teman buruh migran, sepulangnya ke tanah air mereka membuat perpustakaan/taman baca. 

Bukan karena ikut-ikutan, karena saya memang menginginkan koleksi buku bacaan saya bisa bermanfaat. Dan saya merasakan benar betapa pentingnya manfaat membaca bagi pembentukan karakter serta pengembangan diri setiap individu. Saya pun mengumpulkan buku tidak hanya untuk bacaan dewasa, tetapi juga untuk anak-anak.

Baca juga: 5 Cara Donasi Buku ke Taman Bacaan, Sederhana tapi Bermakna

Harapan koleksi buku saya bisa dibaca banyak anak makin kuat ketika suami memiliki murid mengaji dan mereka tertarik dengan koleksi buku bacaan Fahmi, putra kami.

Bahagia bisa jadi perpanjangan tangan untuk memenuhi kebutuhan mereka belajar, membaca dan mengaji. dok. Pribadi
Bahagia bisa jadi perpanjangan tangan untuk memenuhi kebutuhan mereka belajar, membaca dan mengaji. dok. Pribadi
Bayangkan, saking antusiasnya, masih jauh ke bedug magrib, beberapa anak sudah datang ke rumah, pupuntenan di pintu depan.

"Punten, Bu. Assalamualaikum. Ibu, nambut buku bade ngiring maca..." (Permisi, Bu. Assalamualaikum. Ibu, pinjam buku saya mau ikut baca...)

Datang lebih awal biar bisa baca buku dulu. Dok. Pribadi
Datang lebih awal biar bisa baca buku dulu. Dok. Pribadi
Wajah dan sorot mata polos dari anak-anak itu menyiratkan penuh harapan untuk bisa membaca buku bacaan anak. Yang bagi mereka di kampung ini mungkin susah mendapatkannya. Mereka sengaja datang lebih awal, supaya bisa membaca buku lebih dulu.

"Ibu, nuhun..." Tanpa diperingatkan, beberapa menit jelang adzan buku-buku bacaan mereka kembalikan. Saya mengangguk dan mengatakan nanti boleh baca buku-bukunya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun