Akhir bulan seperti selalu datang lebih cepat dari yang kita kira. Rasanya baru saja gajian, tahu-tahu saldo tinggal ribuan, padahal kebutuhan masih berbaris panjang.
Bukan karena tidak cukup, tapi kadang karena tidak sadar. Uang keluar begitu saja, sedikit demi sedikit, tanpa jejak yang jelas.
Di tengah memilih antara kebutuhan dan keinginan, mencatat pengeluaran mungkin terdengar seperti tugas tambahan yang membosankan.Â
Tapi justru dari kebiasaan kecil inilah, kita bisa belajar memahami hubungan kita dengan uang dan diri sendiri.
Mencatat Itu Cara Menyadari, Bukan Menghakimi
Banyak yang mengira mencatat pengeluaran itu semacam latihan untuk menjadi pelit uang.Â
Padahal bukan itu tujuannya. Mencatat pengeluaran adalah cara paling sederhana untuk memahami pola hidup kita sendiri.Â
Kita jadi tahu bahwa jajan kopi 25 ribuan tiga kali seminggu bisa setara dengan satu bulan langganan kelas online. Atau bahwa impuls belanja online saat sedang suntuk ternyata cukup rutin terjadi tiap minggu.
Dengan catatan sederhana, kita bisa mengevaluasi tanpa menghakimi. Kadang kita memang butuh hiburan, butuh jajan, butuh memberi diri ruang bernapas.Â
Tapi ketika semua itu terdata, kita bisa melihat: kapan kita membelanjakan karena perlu, dan kapan karena pelarian sesaat.