Setiap minggu ada tenggat baru. Setiap hari ada to-do list yang makin panjang.
Entah kenapa, meski banyak yang sudah diselesaikan, rasanya tetap seperti berlari di tempat. Dunia terus bergerak, tapi seakan terjebak dalam siklus yang tak pernah usai.
Kita semua pasti pernah berada di titik ini. Menyelesaikan satu pekerjaan, lalu langsung disambut oleh pekerjaan berikutnya.
Gak ada waktu untuk merayakan atau sekadar menarik napas. Yang ada cuma kalimat, “Kerjaan selanjutnya apa?”
Masa Muda yang Dihabiskan untuk Bertahan
Mereka bilang, masa muda adalah waktu terbaik untuk menjelajah, mencoba banyak hal, membangun mimpi. Tapi kenyataan di lapangan, banyak anak muda hari ini justru sibuk bertahan.
Bukan cuma untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang tua, adik, atau mungkin juga keponakan.
Inilah hidup generasi sandwich. Kita menanggung beban dua arah.
Orang tua yang belum mapan secara finansial di usia pensiun dan adik atau anggota keluarga lain yang masih perlu dukungan.
Kadang kita pun belum selesai mengenal diri sendiri, tapi sudah diminta jadi tulang punggung keluarga.
Kita kerja keras, tapi bukan untuk menabung liburan atau investasi masa depan. Lebih sering uang habis untuk kebutuhan harian dan biaya tak terduga.