Di tengah dunia yang serba cepat dan tak jarang melelahkan, pagi hari sering kali menjadi momen paling tergesa.Â
Alarm dibungkam berkali-kali, tubuh setengah sadar menyeret diri dari tempat tidur, lalu pikiran langsung dipenuhi daftar tugas hari ini.Â
Kita lupa bahwa sebelum semua itu dimulai, ada satu hal penting yang layak dilakukan: bersyukur karena masih diberi kehidupan.
Mungkin terasa klise mengucapkan "terima kasih Tuhan" di pagi hari. Tapi sesederhana itu, sebenarnya kita sedang menghubungkan diri pada sesuatu yang lebih besar.Â
Rasa syukur di pagi hari bukan sekadar rutinitas rohani, tapi bisa menjadi titik awal bagi hari yang lebih jernih dan bermakna.
Saat Napas Masih Mengalir, Ada Harapan Baru
Setiap pagi yang datang adalah tanda bahwa kita masih dipercaya untuk menjalani hidup. Napas yang kita tarik di pagi hari bukanlah hal sepele.Â
Itu adalah isyarat bahwa kita belum selesai. Masih ada kesempatan untuk belajar, memperbaiki, dan menebar kebaikan.Â
Tapi karena sering terjadi otomatis, kita lupa bahwa itu adalah karunia yang tidak semua orang terima hari ini.
Ketika kita membiasakan diri mengucap terima kasih di awal hari, kita sedang membangun kesadaran akan keberadaan kita sendiri.Â
Bahwa kita hidup bukan hanya untuk menyelesaikan tugas atau mengejar target, tapi juga untuk hadir secara utuh sebagai manusia yang bisa merasakan, mengasihi, dan memberi dampak baik pada sekitar.