Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Dari Kawan Jadi Target Market: Evolusi Komunikasi di Media Sosial

14 Mei 2025   07:47 Diperbarui: 14 Mei 2025   07:47 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Facebook Page (Sumber: Unsplash)

Dulu, media sosial adalah tempat berbagi momen sehari-hari seperti berbagi foto liburan, status galau, atau video iseng bareng teman.

Kita mengikuti akun orang yang kita kenal, berinteraksi karena merasa dekat, dan sesekali bertemu cerita yang menginspirasi tanpa dibumbui iklan atau link belanja. 

Kini, semua terasa berbeda. Yang muncul di linimasa bukan lagi kabar teman, tapi konten yang dioptimasi untuk algoritma dan diselipi afiliasi. 

Transformasi ini tidak terjadi tiba-tiba. Pelan-pelan, media sosial bergeser dari ruang sosial ke ruang komersial. 

Feed yang dulu penuh kisah kini dipenuhi promosi, dan percakapan personal berubah menjadi ajakan untuk membeli sesuatu. 

Dari yang awalnya jadi tempat untuk merasa terhubung, kini media sosial sering kali membuat kita merasa ditargetkan.

Komunikasi Personal yang Bergeser Arah

Perubahan ini tak lepas dari munculnya budaya monetisasi digital, terutama lewat influencer dan afiliator. 

Banyak pengguna media sosial, baik individu maupun brand, menyadari bahwa atensi adalah mata uang. Mereka lalu berlomba-lomba menciptakan konten yang engaging, bukan untuk berbagi, tapi untuk menjual secara halus atau terang-terangan.

Komunikasi yang tadinya organik berubah menjadi strategis. Caption yang dulu spontan, kini ditulis dengan CTA (call to action) seperti "langsung klik link di bio ya!" atau "pakai kode diskon aku biar lebih hemat".

Bahkan hubungan pertemanan pun kadang dilibatkan: kita jadi merasa bersalah kalau tidak beli produk teman sendiri. Konten yang terlihat "jujur" atau "relatable" sering kali hanyalah bentuk baru dari persuasi yang dikemas rapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun