Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Penantian Panjang di Balik Status "Open to Work"

12 Mei 2025   21:00 Diperbarui: 12 Mei 2025   20:09 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menanti (Sumber: Unsplash)

Lulus kuliah sering kali dianggap sebagai gerbang menuju kehidupan “nyata”. Bagi banyak fresh graduate, kenyataannya justru dimulai dengan penantian panjang yang melelahkan. 

Di balik toga, foto wisuda, dan ucapan “selamat”, ada kekosongan yang tak semua orang lihat; kekosongan berupa ketidakpastian, rasa cemas, dan hari-hari yang berputar antara scroll lowongan kerja dan menunggu balasan yang tak kunjung datang.

Status “nganggur” bukan sekadar label, melainkan kondisi mental yang kompleks. Di satu sisi, ada keinginan besar untuk mandiri, bekerja, dan membuktikan diri.

Di sisi lain, ada realita pasar kerja yang semakin sempit, persaingan yang ketat, dan tuntutan dunia profesional yang seolah tak memberi ruang bagi yang baru mulai belajar. 

Ini bukan tentang tidak mau bekerja, melainkan tentang tidak diberi kesempatan.

Dilema di Antara Harapan dan Realita

Sebagian besar dari kita dibesarkan dengan narasi bahwa pendidikan adalah kunci menuju masa depan yang cerah. 

Maka, wajar jika banyak fresh graduate merasa kecewa ketika ternyata ijazah saja tidak cukup untuk membuka pintu-pintu kesempatan. 

Banyak lowongan kerja yang bahkan menuntut pengalaman dua tahun untuk posisi entry-level. Sementara itu, program magang atau freelance kadang dibayar minim, atau bahkan tidak dibayar sama sekali.

Tak jarang, fresh graduate harus menerima komentar seperti “terlalu pilih-pilih kerjaan” atau “coba aja apa dulu, yang penting kerja”. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun