Komunikasi tidak hanya terjadi melalui kata-kata, tetapi juga melalui energi dan emosi yang kita bawa. Sebagai orang tua, perasaan yang tidak terucapkan atau 'vibrasi emosional' yang kita pancarkan dapat mempengaruhi anak-anak dalam cara yang lebih mendalam daripada yang kita sadari.
Psikolog komunikasi, yang mempelajari hubungan antara pikiran, perilaku, dan komunikasi, menunjukkan bahwa emosi orang tua yang tidak stabil atau tidak terkelola dengan baik dapat memengaruhi perkembangan emosional dan karakter anak.
Dalam konteks ini, orang tua bukan hanya mengajarkan nilai-nilai melalui kata-kata, tetapi juga melalui energi yang mereka bawa dalam kehidupan sehari-hari.
Pengaruh Vibrasi Emosional Orang Tua terhadap Perkembangan Karakter Anak
Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Mereka sangat peka terhadap suasana emosional di rumah dan cenderung meniru atau merespons perasaan yang mereka rasakan.
Menurut bahan psikologi komunikasi, anak-anak tidak hanya memperhatikan komunikasi verbal orang tua, tetapi juga komunikasi non-verbal, seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan, yang paling penting, vibrasi emosional yang mereka rasakan di sekitar mereka.Â
Ketika orang tua berada dalam keadaan emosional yang rendah, seperti stres, frustrasi, atau kecemasan, anak-anak bisa merasakannya meskipun tidak ada kata-kata yang diucapkan.
Penelitian menunjukkan bahwa emosi orang tua yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan anak-anak merasa tidak aman, bingung, atau bahkan terabaikan. Dalam jangka panjang, anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan emosi yang tidak stabil mungkin mengalami kesulitan dalam mengelola perasaan mereka sendiri, yang berdampak pada pembentukan karakter mereka.Â
Misalnya, anak yang sering melihat orang tua mereka stres atau marah tanpa penjelasan yang jelas mungkin mengembangkan perasaan cemas atau kesulitan dalam mengungkapkan perasaan mereka secara sehat.
Dari sudut pandang psikologi komunikasi, hal ini dapat dijelaskan melalui teori komunikasi non-verbal. Emosi yang tidak terucapkan bisa menjadi pesan yang sangat kuat. Seorang anak yang merasakan ketegangan atau energi negatif dari orang tuanya mungkin menginternalisasi perasaan tersebut sebagai bagian dari pengalaman mereka.