Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Karyawan Butuh Coaching, Bukan Micromanaging

3 Mei 2025   07:17 Diperbarui: 3 Mei 2025   07:17 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bekerja (Sumber: Unsplash)

Pernah merasa tidak dipercaya padahal sudah bekerja sesuai tanggung jawab? Atau setiap langkah kerja harus dilaporkan secara detail bahkan untuk hal-hal kecil? 

Jika iya, besar kemungkinan Anda sedang berada di bawah bayang-bayang micromanaging.

Di era kerja modern, karyawan tidak lagi hanya butuh gaji atau fasilitas nyaman. Mereka butuh ruang untuk berkembang, didengar, dan dipercayai.

Micromanaging, meskipun niat awalnya ingin memastikan semua berjalan baik, justru sering kali menjadi penghambat tumbuhnya potensi. 

Yang dibutuhkan bukan pengawasan ketat, melainkan pendampingan yang membangun. Dengan kata lain, karyawan butuh coaching, bukan micromanaging.

Micromanaging Bukan Solusi, Tapi Sumber Masalah Baru

Micromanaging adalah gaya kepemimpinan yang terlalu mengontrol setiap aspek pekerjaan bawahan. 

Layaknya memberi kepercayaan, atasan dengan gaya ini merasa perlu ikut campur dalam keputusan kecil sekalipun. 

Padahal, setiap karyawan adalah individu dewasa yang mampu bertanggung jawab. Apalagi jika telah diberikan tujuan yang jelas.

Masalah dari micromanaging bukan hanya soal kelelahan mental bagi karyawan. Ini juga berdampak pada turunnya kreativitas, kepercayaan diri, dan motivasi kerja.

Karyawan yang merasa tidak dipercaya akan berhenti berpikir kritis. Mereka akan memilih aman, hanya mengikuti arahan, tanpa inisiatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun