Pernah merasa tidak dipercaya padahal sudah bekerja sesuai tanggung jawab? Atau setiap langkah kerja harus dilaporkan secara detail bahkan untuk hal-hal kecil?Â
Jika iya, besar kemungkinan Anda sedang berada di bawah bayang-bayang micromanaging.
Di era kerja modern, karyawan tidak lagi hanya butuh gaji atau fasilitas nyaman. Mereka butuh ruang untuk berkembang, didengar, dan dipercayai.
Micromanaging, meskipun niat awalnya ingin memastikan semua berjalan baik, justru sering kali menjadi penghambat tumbuhnya potensi.Â
Yang dibutuhkan bukan pengawasan ketat, melainkan pendampingan yang membangun. Dengan kata lain, karyawan butuh coaching, bukan micromanaging.
Micromanaging Bukan Solusi, Tapi Sumber Masalah Baru
Micromanaging adalah gaya kepemimpinan yang terlalu mengontrol setiap aspek pekerjaan bawahan.Â
Layaknya memberi kepercayaan, atasan dengan gaya ini merasa perlu ikut campur dalam keputusan kecil sekalipun.Â
Padahal, setiap karyawan adalah individu dewasa yang mampu bertanggung jawab. Apalagi jika telah diberikan tujuan yang jelas.
Masalah dari micromanaging bukan hanya soal kelelahan mental bagi karyawan. Ini juga berdampak pada turunnya kreativitas, kepercayaan diri, dan motivasi kerja.
Karyawan yang merasa tidak dipercaya akan berhenti berpikir kritis. Mereka akan memilih aman, hanya mengikuti arahan, tanpa inisiatif.Â