Acara perpisahan dan wisuda sekolah menjadi salah satu momen penting dalam kehidupan seorang siswa, orangtua, dan guru.Â
Momen ini sering dipandang sebagai tonggak pencapaian, bukti perjuangan, serta kesempatan untuk merayakan perjalanan panjang yang telah dilalui.Â
Namun, di balik kemeriahan perayaan tersebut, terdapat dilema besar yang tidak bisa diabaikan soal biaya.
Tak dapat dipungkiri, acara semacam ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dari sewa tempat, dekorasi, seragam, hingga konsumsi, biaya yang harus dikeluarkan bisa sangat tinggi.Â
Banyak orangtua yang merasa terbebani oleh pungutan biaya tersebut. Bahkan di beberapa daerah, ada kebijakan yang melarang pungutan biaya untuk acara perpisahan dan wisuda.Â
Hal ini terjadi karena perasaan bahwa acara tersebut tidak seharusnya menjadi beban finansial bagi keluarga siswa, terlebih bagi mereka yang berada dalam kondisi ekonomi sulit.
Namun, meskipun ada kebijakan yang membatasi atau bahkan melarang biaya untuk acara wisuda dan perpisahan, masih banyak orang yang berpendapat bahwa acara ini tetap penting untuk dilaksanakan.Â
Lalu, apa yang membuat acara semacam ini tetap relevan meskipun ada tekanan biaya yang cukup besar?
Arti Emosional dari Acara Wisuda dan Perpisahan
Bagi sebagian besar siswa dan orangtua, acara perpisahan dan wisuda bukan sekadar seremoni formal.Â
Ini adalah momen berharga yang dirayakan untuk menandai akhir dari sebuah perjalanan pendidikan dan awal dari kehidupan yang lebih matang.Â