Dalam perjalanan hidup, ada kalanya segala sesuatu terasa berjalan lambat. Harapan yang telah disusun rapi, rencana yang sudah dipikirkan matang-matang, tiba-tiba seperti harus menunggu lebih lama dari yang dibayangkan.Â
Banyak orang mengira bahwa keterlambatan itu adalah tanda bahwa mereka tidak layak, atau mungkin mereka kurang berusaha. Padahal, kenyataannya tidak selalu demikian.
Ada fase dalam hidup di mana seseorang justru sedang dibentuk, bukan ditolak. Proses menunggu sering kali menjadi bagian dari upaya memantaskan diri sebelum menerima sesuatu yang besar.Â
Seperti petani yang menabur benih, hasilnya tidak akan langsung terlihat esok hari. Tanaman butuh waktu untuk tumbuh, akar perlu menguat sebelum batang menjulang tinggi. Bila tergesa-gesa memetik hasil, kemungkinan besar yang diperoleh justru belum matang.
Dalam segala hal, waktu adalah proses yang menyempurnakan. Apa yang dianggap sebagai keterlambatan sebenarnya adalah kesempatan untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi.Â
Tanpa disadari, dalam periode menunggu, seseorang belajar untuk lebih sabar, lebih kuat, dan lebih bijak. Kemampuan untuk memahami dan menghargai waktu itulah yang akhirnya membentuk karakter yang lebih matang.
Penundaan Adalah Proses yang Perlu Dihargai
Sering kali, penundaan justru melindungi seseorang dari sesuatu yang belum siap ia hadapi. Hidup tidak hanya soal kecepatan, tetapi juga soal kesiapan.Â
Ada orang yang baru mendapat kesempatan di usia yang lebih dewasa, bukan karena ia tertinggal, tetapi karena di usia itulah ia paling siap menerima tanggung jawab tersebut.Â
Dalam berbagai cerita hidup, banyak yang baru memahami alasan keterlambatan itu setelah melewati proses panjang.