Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merangkai Kata Maaf di Bulan yang Menyejukkan

12 Maret 2025   06:45 Diperbarui: 12 Maret 2025   09:48 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meminta Maaf (Sumber: Unsplash)

Ramadan adalah bulan yang membawa suasana damai dan sejuk ke dalam hati setiap orang. Bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tapi juga tentang memperbaiki hubungan dengan sesama. 

Momen ini dijadikan kesempatan untuk kita semua saling meminta dan memberi maaf. Entah itu dengan keluarga, teman, atau bahkan orang yang mungkin sudah lama tak terhubung. 

Sebab di bulan yang menyejukkan ini, hati terasa lebih terbuka untuk mengakui kesalahan dan menerima maaf dengan tulus.

Namun, proses memaafkan bukanlah hal yang mudah. Butuh keberanian, keikhlasan, dan tentu saja, komunikasi yang baik. 

Lantas, bagaimana merangkai kata maaf dengan cara yang tepat?

Memaafkan dengan Hati yang Lapang

Meminta maaf atau memberi maaf bukanlah perkara sepele. Ada kalanya ego yang besar dan luka di masa lalu membuat proses ini terasa rumit. 

Sering kali, orang berpikir bahwa meminta maaf adalah tanda kelemahan. Padahal, justru di situlah letak kekuatannya.

Merangkai kata maaf bisa dimulai dengan kejujuran. Kalau memang kamu merasa bersalah, katakanlah dengan hati yang tulus. Tidak perlu kalimat berbunga-bunga, yang penting jujur. 

Bahkan, menambahkan sedikit humor justru bisa mencairkan suasana. Misalnya, "Kalau hati ini kayak sinyal Wi-Fi, mungkin sudah nge-lag karena kelamaan nggak dikasih maaf. Jadi, maafin aku ya?"

Selain itu, memaafkan juga perlu diikuti dengan tindakan nyata. Kalau Anda yang pernah menyakiti, tunjukkan bahwa Anda benar-benar ingin memperbaiki hubungan dengan cara yang lebih baik. Bukan hanya sekadar kata-kata manis yang akhirnya menguap begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun