Memberi tidak selalu tentang uang atau barang. Terkadang, yang lebih berharga justru waktu, perhatian, atau sekadar kata-kata yang menenangkan.Â
Sayangnya, di tengah kesibukan kerja atau kuliah kita sering lupa bahwa komunikasi juga bisa menjadi medium berbagi.
Berapa kali kita asal membalas pesan karena sedang sibuk? Atau hanya merespons seadanya saat seseorang bercerita panjang lebar?Â
Padahal, sesuatu yang sederhana seperti mendengar dengan penuh perhatian atau menanggapi dengan tulus bisa berarti besar bagi orang lain.
Kata-Kata sebagai Bentuk Berbagi
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi sering dianggap sekadar rutinitas. Kita berbicara, mengobrol, dan membalas pesan tanpa memikirkan dampaknya.Â
Padahal, komunikasi yang tulus bisa menjadi bentuk berbagi yang paling sederhana.
Misalnya, ketika seseorang mengeluh tentang harinya yang buruk, respons kita bisa mengubah suasana hatinya. Sebuah "Aku paham, pasti melelahkan" bisa lebih bermakna dibandingkan nasihat panjang yang tidak diminta.Â
Di lingkungan kerja, apresiasi kecil seperti "Pekerjaanmu rapi sekali" bisa menjadi penyemangat bagi rekan kerja yang sedang merasa lelah.
Di bulan Ramadan, contoh ini semakin terlihat. Ketika orang-orang berpuasa, energi mereka cenderung menurun, emosi lebih sensitif, dan interaksi bisa terasa lebih tegang.Â