Bulan Ramadan bukan hanya tentang ibadah dan menahan lapar, tetapi juga momen berburu takjil yang selalu penuh keseruan.
Salah satu fenomena yang tak pernah absen setiap tahun adalah 'war takjil,' di mana orang-orang berlomba mendapatkan hidangan favorit mereka sebelum habis.
Di antara berbagai pilihan takjil, gorengan selalu menjadi primadona yang habis dalam hitungan menit.Â
Begitu abang gorengan mengangkat saringan dari minyak panas, semua orang seakan berubah menjadi atlet yang siap bergerak cepat.
Strategi Bertahan di Medan Perang Takjil
Bagi para pencinta gorengan, menguasai teknik berburu takjil adalah keahlian yang harus diasah.Â
Datang lima menit sebelum azan bukanlah strategi yang bijak, karena para veteran takjil biasanya sudah standby sejak setengah jam sebelumnya. Bahkan, yang bukan non-muslim pun sudah bisa menunggu dari jam 2 siang.Â
Mereka berpura-pura santai dengan mata waspada memantau gerak-gerik abang gorengan.
Strategi pertama yang sering digunakan adalah teknik mendekati gerobak lebih awal dan berpura-pura menanyakan harga. Ini bertujuan untuk menempatkan diri di garis depan sebelum kerumunan semakin padat.Â
Namun, jangan remehkan kekuatan ibu-ibu yang sudah berpengalaman. Mereka memiliki kecepatan tangan luar biasa dalam mengambil gorengan yang baru diangkat, bahkan sebelum abang gorengan sempat menaruhnya di nampan.