Tantangan terbesar bagi seorang pebisnis bukanlah hanya menarik pelanggan, tetapi juga membangun sistem kerjasama yang solid bersama dengan karyawan.Â
Kemarin (19/2), saya mengobrol panjang dengan seorang karyawan baru di tempat kerja saya yang menceritakan pengalaman kurang menyenangkan di tempat kerja sebelumnya.Â
Kisahnya memberikan gambaran nyata tentang bagaimana bisnis kecil yang baru merintis seringkali belum memiliki sistem kerja yang jelas, termasuk dalam hal pembayaran gaji.
Gaji yang Dijanjikan vs. Gaji yang Diterima
Karyawan yang bernama Risky (22) berbagi cerita bahwa salah satu alasan utama ia keluar dari tempat kerja sebelumnya adalah perbedaan antara gaji yang dijanjikan di awal dengan yang akhirnya diterima.Â
Awalnya, ia dijanjikan sejumlah gaji tetap, tetapi dalam praktiknya, pembayaran dilakukan secara mencicil dan bahkan tidak selalu penuh. Ini tentu menjadi masalah besar bagi pekerja yang mengandalkan gaji untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Sistem pembayaran seperti ini sering terjadi di bisnis kecil yang masih mencari pijakan di pasar. Pemilik bisnis mungkin mengalami kesulitan arus kas sehingga merasa perlu mencicil gaji karyawan.Â
Namun, tanpa transparansi dan komunikasi yang jelas, ini bisa menimbulkan ketidakpercayaan serta ketidaknyamanan bagi karyawan. Bisnis yang seharusnya membangun tim yang solid justru berisiko kehilangan pekerja yang kompeten.
Sistem Kerja yang Belum Terstruktur
Selain masalah gaji, karyawan ini juga menyoroti sistem kerja yang masih serabutan. Sebab bisnis kecil seringkali belum memiliki pembagian tugas yang jelas, karyawan kerap harus mengerjakan banyak hal sekaligus di luar job description mereka. Hal ini bisa menjadi beban bagi mereka yang mengharapkan pekerjaan dengan tanggung jawab yang lebih terstruktur.