Dalam upaya mewujudkan program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG), Presiden Prabowo Subianto telah menginisiasi langkah-langkah efisiensi anggaran yang signifikan.Â
Program ini bertujuan menyediakan makanan bergizi bagi lebih dari 82 juta anak dan ibu hamil di Indonesia, dengan estimasi biaya mencapai 71 trilun per tahun.Â
Demi mendanai inisiatif ambisius ini, pemerintah melakukan realokasi anggaran melalui pemotongan belanja di berbagai kementerian dan lembaga.Â
Namun, seberapa jauh langkah efisiensi ini bisa berjalan tanpa menimbulkan efek samping yang besar?
Salah satu penghematan terbesar dilakukan dengan mengurangi perjalanan dinas, membatasi penggunaan fasilitas kantor, serta mendorong sistem kerja jarak jauh bagi pegawai negeri.Â
Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah 2 sektor yang mengalami pemotongan anggaran drastis, mencapai lebih dari 50-70%.Â
Dampaknya? Beberapa proyek infrastruktur harus ditunda atau bahkan dibatalkan.Â
Langkah ini dinilai perlu, tetapi juga memicu kekhawatiran terkait kelangsungan investasi dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Sejumlah ekonom menyoroti tantangan besar dari skema ini.Â
Dengan alokasi hampir $32 miliar per tahun untuk MBG, ada potensi beban berat pada fiskal negara.Â