Bicara soal makanan yang selalu menghibur perut dan hati, mi ayam pasti masuk ke dalam daftar makanan favorit orang Indonesia.Â
Dari gerobak kaki lima hingga restoran ternama, hidangan ini punya tempat spesial di hati banyak orang.Â
Tapi, lebih dari sekadar makanan, mi ayam sering bikin kita terbawa nostalgia: entah tentang kenanagan masa kecil, tempat favorit, atau sekadar obrolan santai di tempat sederhana.
Mi Ayam dan Kenangan yang Melekat
Siapa yang tidak punya cerita tentang mi ayam?Â
Dulu, kalau Oppung saya mampir ke Tangerang pasti bakalan mampir ke abang mi ayam langganan. Mangkuk plastik berisi mi kuning, ayam kecap manis-gurih, kuah kaldu hangat, sambal, dan pangsit lembut selalu jadi penyelamat di hari-hari membahagian.
Tidak jarang, ada juga momen rebutan pangsit juga bersama dengan kawan atau keluarga.
Buat banyak orang, mi ayam bukan sekadar makanan, tapi simbol kebahagiaan sederhana yang tak lekang oleh waktu.Â
Mangkuknya selalu membawa rasa aman, seperti pelukan setelah hari yang panjang. Bahkan hingga dewasa, mencium aroma kuah kaldunya bisa membawa kembali ke masa lalu; ke masa ketika kebahagiaan masih sesederhana duduk di bangku plastik sambil menyeruput mi panas.
Mi Ayam vs. Bakso: Duel Klasik yang Tak Pernah Tergantikan