Mohon tunggu...
Yugo Tara
Yugo Tara Mohon Tunggu... Pengacara - PW

Observer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Difitnah Terus, SBY Melawan

9 Februari 2018   11:01 Diperbarui: 9 Februari 2018   11:17 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara mengenai kesabaran, rasanya tak ada yang bisa menandingi Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sepuluh tahun ia menjabat sebagai presiden, kritikan pedas, hujatan, dan fitnah datang silih berganti. Namun, ia berdiri tegak menyelesaikan hingga masa tugasnya.

Dalam menanggapi kritikan dan hujatan tersebut, ia tak marah dan tak pula emosional. Ia tetap bersikap moderat, sopan, dan santun.

Menjadi pemimpin di negara yang menjunjung tinggi demokrasi, berarti ia sudah siap untuk dikritik dan dihujani hujatan. SBY adalah presiden yang sangat demokratis. Ia memberikan ruang seluas-luasnya bagi publik untuk menyuarakan aspirasi, namun masih dalam koridor yang etis dan bertanggung jawab.

Situasi dilematis sebenarnya tengah dialami SBY ketika ia menjabat. Saya menyadari, Indonesia saat itu tengah berada di konsolidasi demokrasi tentu diperlukan tenaga ekstra untuk memimpin lebih dari 200 juta rakyat Indonesia.

Mengapa tidak? Ketika SBY sedikit bertindak represif atau pun mengeluarkan surat edaran terkait hate speech tentu sudah barang pasti publik akan menilai ia gagal dalam melaksanakan amanah reformasi. Ia akan dianggap mengekang dan bersikap otoriter. Sedangkan jika ia terlalu memberikan ruang seluas-luasnya, dampaknya akan fatal. Situasi akan chaos dan tak terkendali.

Nah, dengan kecerdasan, kecermatan, dan kehati-hatiannya ia mampu merawat demokrasi ini on the track. Demokrasi tumbuh subur di bumi pertiwi. Setiap individu memiliki ruang untuk mengeluarkan aspirasi.

Kesabaran SBY juga dibarengi dengan sisi keadilan yang terus ia perjuangkan, bahkan hingga hari ini. Patut kita akui bahwa dalam pemerintahannya, penegak hukum bertindak cepat dan tanpa pandang bulu dalam mengejar koruptor. Bahkan, tak ada kompromi meski menyangkut kader partai dan keluarganya sendiri.

Kesabaran dan keadilannya kembali diuji, bahkan ketika ia sudah lengser. Di saat hari tuanya, masih ada pihak yang mengusik SBY dengan cara yang tidak etis dan mencoba meruntuhkan nama baiknya, keluarganya, dan partainya.

Kesabaran tentu ada batasnya. Fitnah demi fitnah yang terus menyerang dan sudah melewati ambang batas tentu SBY tak bisa terus berdiam diri. Jika tidak, fitnah ini akan digunakan untuk meruntuhkan eksistensi seorang bapak bangsa, serta kerja keras yang telah ia lakukan selama ini untuk kemaslahatan bangsa dan negara. Kali ini sikap lawan harus diambil dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Perlawanan untuk membuka kebenaran itu dan mendapatkan keadilan. 

Meskipun keadilan itu sangat mahal, SBY pantas mendapatkannya. Sekarang ia menempuh upaya hukum selaku warga negara biasa. Kita pastikan SBY tidak berjalan sendiri dan mendapatkan keadilan itu, serta terus berperang melawan fitnah menuju kehidupan yang beretika dan beradab.  SBY berjihad untuk mendapatkan keadilan dan membuka kebenaran. 

You'll never walk alone, Pak. #KamiBersamaSBY.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun