Mohon tunggu...
Yugo Tara
Yugo Tara Mohon Tunggu... Pengacara - PW

Observer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Kesalahan Berpikir Jika Libatkan SBY dalam Kasus KTP-el

26 Januari 2018   14:49 Diperbarui: 26 Januari 2018   14:59 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: demokrat.or.id

Akhir-akhir ini pemberitaan dihebohkan dengan pernyataan Mirwan Amir dalam kesaksiannya dalam kasus e-KTP. Pada kesaksiannya tersebut ia membawa nama SBY. Ia mengatakan bahwa saat itu ia sudah meminta SBY untuk menghentikan proyek e-KTP ini. Namun, karena tidak ada kesalahan dalam proyek tersebut, SBY kemudian meminta proyek ini tetap dilanjutkan.

Lalu, dengan kesaksian Mirwan tersebut, media beramai-ramai mengutipnya menjadi berita. Bahkan, banyak di antaranya yang menjadi headline.

Kemudian, warganet juga beramai-ramai mengomentari isu ini layaknya paham masalah hukum, dia yang paling benar, dan sebagainya. Jujur, saya sedikit nahas melihatnya. Bahkan, sangat disayangkan ada pula yang memberi komentar negatif. Duh!

Saya kemudian tak lantas menjadikan berita dan komentar miring tersebut menjadi acuan untuk menulis. Alangkah baiknya jika saya menyelam lebih dalam sehingga tahu duduk permasalahannya. Saya tak mau kritik membabi-buta tetapi tidak tau dasar tempat berpijak.

Lalu, dalam penyelaman yang saya anggap lumayan tidak dangkal ini, saya mencoba menjabarkan mengenai nama SBY yang dikaitkan dengan kasus KTP-el ini.

Pertama, kesaksian Marwin yang membawa nama SBY belumlah kuat. Kalau bahasa slangnya, asbun atau asal bunyi. Nah, ini kemudian tidak bisa ditindaklanjuti, kecuali ada bukti yang kuat.

Kedua, proyek KTP-el ini tujuannya baik. Oleh karena itu, SBY meminta proyek ini tetap dilanjutkan. Lalu, jika dikaitkan dengan keterlibatan SBY, menurut saya ada kesalahan logika berpikir.

Ketiga, dengan melanjutkan yang nomor dua. Kesalahan logika berpikir atau sangat tidak logis jika kasus ini terbongkar dalam perjalannya, tetapi malah membawa orang yang mengizinkan proyek dengan tujuan baik ini untuk diteruskan. Ya, yang korupsi, ya korupsi saja. Buktinya ada oknum yang bermain kok. Sehingga sah-sah saja jika diartikan "maling teriak maling," kan?.

Keempat, lebih ke tujuan politis. Mengikuti rekam jejak SBY, saya melihat fitnah terus menyerang kepadanya. Saya mengikuti ia ketika terpilih di Pilpres 2004. Beragam fitnah terus muncul. Semoga kita bukan dari bagian yang memfitnah tersebut. Amin.

Saya salut dengan beliau, kenapa? Bukannya malah berlindung di bilik, SBY justru tampil begitu kuat meski terus dihujani fitnah. SBY ini luar biasa sabarnya. Ia membuktikan biar waktu yang menjawab.

Jika dihubungkan dengan kondisi saat ini, memang, tak bisa dielakkan SBY dengan Partai Demokrat melaju dengan slogan religius-nasionalisnya mendapat simpati masyarakat. Jika partai lain sibuk dengan mahar politik atau dualisme kepemimpinan, Partai Demokrat melaju sesuai dengan hakikatnya partai politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun