Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Money

Lawan Corona dengan Gula Semut, Produk Hasil Hutan Gorontalo

4 April 2020   22:07 Diperbarui: 4 April 2020   22:10 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Shopee.co.id

Wabah virus Corona (COVID-19) yang saat ini melanda dunia, menimbulkan dampak ekonomi yang turut dirasakan imbasnya oleh masyarakat perkotaan maupun pedesaan di Indonesia. 

Kondisi pasar, ekspor -- impor, dan arus barang menjadi terganggu, sehingga roda perekonomian ikut melambat. Maka untuk itu, kreativitas Kepala Daerah dituntut untuk  memberikan solusi bagi masyarakat yang terdampak, khususnya lapisan yang mengandalkan sektor informal sebagai mata pencaharian.

Di tengah kegalauan pasar, sebuah berita positif seakan memberi harapan bagi masyarakat. Yaitu berita tentang Pemerintah Daerah yang turut membelanjakan anggaran untuk membeli produk lokal agar bisa didistribusikan sebagai bentuk jaring pengaman sosial bagi warganya.

Adalah Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, yang turut mempromosikan Gula Semut, sebagai produk lokal agar bisa dibeli dan dikonsumsi, baik oleh Pemerintah, masyarakat maupun pihak swasta di Gorontalo dan juga di luar Gorontalo. Tidak tanggung-tanggung, bahkan seluruh media digunakan untuk mempromosikan Gula Semut Gorontalo. Termasuk dengan video pendek yang banyak beredar lewat Whatsapp, Facebook, Instagram maupun aplikasi millennial lainnya.

Apakah Gula Semut itu ? 

Bentuk gula semut adalah seperti bubuk gula merah, mirip dengan rumah semut yang bersarang di tanah. Secara umum dalam Bahasa inggris Gula Semut disebut dengan Palm Sugar. Gula Semut berbeda dengan Gula Merah meskipun bahan dasar untuk membuatnya sama-sama dari nira pohon palem-paleman. Bahan dasar untuk membuat gula semut adalah nira dari pohon aren (enau).

Salah satu produk Gula semut yang turut dipromosikan oleh Gubernur Gorontalo bermerek ArenGo, yaitu bubuk Gula Semut produksi kelompok tani hutan binaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah VI Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Gorontalo. Bibit pohon aren untuk masyarakat diberikan gratis oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Bone Bolango - Provinsi Gorontalo.

Pohon Aren dikembangkan oleh masyarakat pada kawasan hutan di Gorontalo sebagai tanaman multifungsi. Jika dulu nira aren diolah sebagai bahan minuman keras seperti cap tikus, kini nira diolah menjadi bubuk gula yang bernilai ekspor dan bermanfaat untuk kesehatan.

Gula Semut lebih mudah larut dalam air dengan aroma yang khas yang awet dan tahan lama. Konsumsi Gula Semut bermanfaat untuk menambah semangat, mencegah anemia, meningkatkan daya tahan tubuh, memperlancar peredaran darah, dan menjaga kolestrol tubuh.

Gula Semut sebagai produk Hasil Hutan Bukan Kayu dari Gorontalo telah memiliki pasar ekspor. Ekspor perdana Gula Semut Gorontalo ialah ke Negeri Kincir Angin, Belanda  sebanyak 500 kg selanjutnya meningkat hingga 20 ton. Selanjutnya Perancis juga turut memesan Gula Semut Gorontalo.

Ekspor gula semut ini menjadi multiplier effect yang akan menggerakkan roda ekonomi daerah, warga yang terlibat akan menerima keuntungan dari kegiatan produksi gula semut dan akan meningkatkan kesejahteraan mereka. Sebagai contoh, Gula Semut ArenGo mampu mempekerjakan sekitar 500 orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun