Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mungkinkah Melawan Corona dengan Kratom Borneo ?

21 Maret 2020   18:15 Diperbarui: 21 April 2020   21:39 1632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah  satu  tumbuhan hutan Indonesia  yang  dapat digunakan  sebagai  alternatif  pengobatan  infeksi virus Corona  yaitu  daun  kratom  (Mitragyna  speciosa  Korth). Menurut  penelitian  yang  telah  dilakukan  oleh  Kapp  et  al.  (2013),  daun  kratom  mengandung senyawa  alkaloid,  flavonoid,  tanin,  saponin,  fenol,  dan  triterpenoid.  

Senyawa-senyawa  tersebut termasuk  senyawa  sitotoksik  sehingga  daun  kratom  berpotensi  untuk  digunakan  sebagai  obat antikanker dan antivirus yang menyerang ketahanan tubuh.

Pohon Kratom banyak di kembangkan oleh masyarakat sekitar hutan di Kapuas Hulu - Kalimantan Barat untuk dipanen daunnya. Masyarakat mengenalnya dengan nama daun Puri'.

Daun ini sudah lama dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat obat segala penyakit, mulai dari kecanduan opioid, penghilang rasa sakit, hingga mengatasi kecemasan.

Daun tanaman ini biasanya dikeringkan dan dikonsumsi dengan cara diseduh sebagai minuman teh atau dalam bentuk kapsul.

Pohon kratom juga ditanam untuk tujuan konservasi tanah. Kratom termasuk dalam tanaman keluarga kopi (Rubiaceae) penghasil alkaloid penting seperti kafeina. Pohon tropis ini tumbuh setinggi 4-16 meter.

Nama tanaman ini belakangan mencuat dan jadi perbincangan di seluruh dunia karena kontroversinya di bidang kesehatan. Pasalnya, daun Kratom yang bagi warga Indonesia dianggap jadi obat herbal, di luar negeri dianggap sebagai narkotika atau obat terlarang.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 tahun 2020 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika, status Kratom belum dimasukkan sebagai golongan narkotika.

Mengingat nilai ekonomi kratom yang bermanfaat bagi masyarakat dan tidak adanya kasus penyalahgunaan kratom di Indonesia, mungkin ini bisa menjadi pertimbangan para pihak agar pengembangan tanaman ini dapat dibina untuk mendorong devisa.

Harga serbuk kratom di beberapa situs jual online berkisar antara 80 - 120 ribu per kg.

Kabupaten Kapuas Hulu di Kalimantan Barat adalah penghasil utama kratom yang dikirim ke Amerika. Di sana, daun kratom kini memjadi primadona baru setelah harga karet turun. Banyak petani yang dulunya menanam sawit dan karet, telah beralih ke tanaman kratom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun