Mohon tunggu...
tepan mufrisno
tepan mufrisno Mohon Tunggu... Lainnya - Dreamer

Saya adalah seorang pemimpi....... saya sedang menggapai mimpi saya.... saya sedang berjalan kearah mimpi saya... dan saya tidak mau terbangun dari mimpi saya.....

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Aku Mau Menulis

17 Oktober 2021   21:57 Diperbarui: 17 Oktober 2021   22:13 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis  adalah bentuk kita berbudaya, yang mana budaya dalam definisi historis lebih menjadi tujuanku dalam  menulis. Diawali tahun 2010 aku menulis pertama kali --diluar tugas-tugas mata pelajaran bahasa Indonesia dan skripsi tentunya- guna mengisi waktu luang pada saat setelah waktu kuliah, dimana waktu kuliah ku saat  itu sangatlah tertata, dimulai dari jam 8:00 pagi sampai dengan jam 12:00, dimana aku di tempat kos-an kami  (istri dan pada waktu itu anakku masih 1)  di daerah Condongcatur Yogyakarta, aku sendirian  pada jam-jam 13:00 sampai dengan jam 16:00,  sebab anak ku yang pada waktu itu berusia 4 tahun kami percayakan kepada daycare  sampai dengan jam tersebut .

Oleh karena itu menulis bukan hanya kegiatan untuk menuangkan pikiranku ke alam nyata, akan tetapi lebih mendekatkan aku akan perasaan-perasaan yang menyenangkan yang mengingatkan aku saat-saat keberanian kami sebagai keluarga memutuskan untuk keluar dari zona aman (memiliki pekerjaan yang tetap, cicilan rumah yang bisa dibayarkan tepat pada waktunya, dan kenyamanan lainnya dari menjadi karyawan swasta) , yang akhirnya kami mengakhirinya pada akhir tahun 2009 hijrah ke kota pelajar Yogyakarta dari Jakarta Ibukota Indonesia dan kembali menjadi mahasiswa dengan memboyong anak kami yang pertama (dimana anak kami yang ke-dua belum lahir) .

Menulis  membuat aku tercengang, karena disaat selesai melakukannya , aku membaca kembali tulisanku dan menjadi tidak percaya akukah yang menulisnya?

Lucu memang akan tetapi dengan begitu, menjadikan itu pengingat kedalam diri ku sendiri  bahwa semua yang baik dalam hidupku -termasuk menulis- adalah perbuatan kebaikan dan karunia dari Yang Maha Kuasa. Hal tersebut menjadikan ku selalu merindukan masa pada saat aku menulis.

Menulis pada saat yang tepat - bukan disaat tugas kuliah , menanti, pekerjaan deadline menghantui, dan paksaan-paksaan norma sosial serta budaya yang menginginkan semua mahluk manusia menuangkan isi kepala dan hatinya kedalam bentuk tulisan - merupakan kegembiraan otak , jiwa dan roh ku untuk bertamasya kedunia lain yang tidak bisa aku deskripsikan dalam tulisan ini, sehingga menulis  menjadi kerinduan ku dalam setiap letupan  kelaparan otak, jiwa dan roh ku ditengah-tengah rutinitasku yang selalu menguras otak, jiwa dan rohku .

Ada pembeda dalam menulis pada saat menjadi tuntutan amanah formalku dalam pekerjaanku sebagai kuli bangsa dan negara. Dalam amanahku , aku menulis untuk pencatatan kepentingan baik individu atau komunitas yang berkuasa dengan segala konsesus yang ku lalui  beberapa saat maupun  beberapa tahun, sangat melelahkan  menulisku dalam amanah formalku.

Akan tetapi saat aku bebas mengembara seperti saat ini , aku merasa terbang  dengan segala angan dan kreatifitasku , membuang segala sisi formalku dan segala hal basa-basi yang harus kutuangkan dalam guratan-guratan keyboard yang memahat  bangunan norma yang mengatur seluruh sendi kehidupan permite, lisence, sertificate, dan register di DKI Jakarta. Merdeka menjadi aku yang hakiki tanpa harus berpikir 3 sampai 7 langkah kedepan, tanpa harus berpikir 7 kali untuk menggurat satu kata dalam bangunan arca kebijakan .

Menulis membuat ku tertawa, bercanda dengan pikiran, jiwa dan roh ku, berdiskusi dengan keluarga Aku ( otak-ku, jiwaku dan rohku) telanjang dalam kepolosan kami , dimana otak selalu menggebu-gebu dalam dunia materinya, jiwa slalu bersemangat menuangkan anggur emosi dalam cawan tulisanku dan roh selalu membelai kebersyukuranku akan hal-hal yang tidak pernah kupikirkan dan angankan pada saat tulisanku selesai dan ku baca kembali.

Ada ketakuan dalam memulai guratan bebas ini kembali, akankah ku bisa meluangkan waktu-waktu ku untuk mendapatkan ceria ku saat menulis? Ataukah akan terhenti dengan sekoyong-koyong? Tercekam aku bila si otak dalam kepalaku mengintimidasiku dan menuangkan fakta-fakta rutinitas ku setiap harinya, tapi jiwa dan rohku mencoba menenangkan aku dalam perenungan ku serta nasihat dari sahabat baruku, seorang  agamawis cantik yang menyadarkan aku lewat goresan kata-katanya bahwa aku harus menulis, menulis untuk amanah hidup, menulis untuk historis dan mengisi rongga-rongga dalam kepala anak-anak ku atas semua petualangan hidup baik otak ku, jiwa ku dan roh ku  yang sudah berjibaku selama 43 tahun belakangan ini .  

Pada saat ini , detik ini, ku coba melantunkan tempaan-tempaan keyboard ku kedalam alam putih Word ku guna membangun kembali arca legacy ku , yang aku tau sekarang ini menjadi kerinduanku , hasrat mengebu ku , dengan nafas semangat jiwa ku yang terengah-engah serta teriakan lirih rohku dengan memahat kembali bangunan Aku daam diriku.Ku pahat dengan hati-hati dan berharap, ku mulai dengan kalimat  : Aku mau menulis.

Wilayah Tarumanegara dan sekitarnya - Malam 17.10.2021

Aku yang mau menulis Tefan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun