Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rumah Gerbong dan Asal-Usul Istilah Kaki Lima

1 Februari 2023   13:28 Diperbarui: 1 Februari 2023   13:39 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto salah satu sudut ruko bergaya Chinese Shophouse di kota Kabanjahe pada saat malam (Foto Dok. Jupiter Maha)

Dikutip dari berbagai sumber, chinese shophouse di Asia Tenggara disebut sebagai prototipe konsep rumah toko (ruko). Iwan Ong Santosa, seorang rekan dari sebuah grup yang menaruh minat terhadap bangunan-bangunan tua menjelaskan kalau konsep ruko ini menerapkan konsep tipikal yang dinamakan "rumah gerbong."

Disebut rumah gerbong karena bentuk bangunannya yang memanjang ke belakang. Alasan membuat bentuk bangunan menyerupai gerbong yang memanjang ke belakang itu agar fasad bangunan tampak ramping dari depan, sebab pada masa itu besaran pajak dihitung berdasarkan lebar bangunan.

Pada masa dahulu, deretan rumah gerbong yang memanjang ke belakang itu pada bagian tengahnya disisakan ruang terbuka tempat sinar matahari dan air hujan bisa tercurah masuk. Sedangkan fasad rumah dalam satu deret pada bagian depan umumnya langsung jendela, jarang sekali ada ruko yang memiliki balkon.

Salah satu sudut kota Kabanjahe dengan ruko bergaya chinese shophouse tanpa balkon yang masih tersisa (Dok. Pribadi)
Salah satu sudut kota Kabanjahe dengan ruko bergaya chinese shophouse tanpa balkon yang masih tersisa (Dok. Pribadi)

Langit-langit salah satu ruko bergaya chinese shophouse yang masih ada di kota Kabanjahe (Dok. Pribadi)
Langit-langit salah satu ruko bergaya chinese shophouse yang masih ada di kota Kabanjahe (Dok. Pribadi)

Menurut salah seorang pemilik bangunan yang masih menempati sebuah ruko di pusat kota Kabanjahe, dulu sebelum orang-orang saling membangun habis bagian belakang rumahnya, anak-anak bahkan bisa bermain sepak bola di ruang terbuka yang seperti lapangan kecil di antara blok ruko yang saling membelakangi itu.

Pada beberapa bagian di antara ruko-ruko juga dulunya ada jarak yang bisa difungsikan sebagai jalan kecil (gang) yang disebut dengan "gang kebakaran." Gang itu digunakan sebagai jalur evakuasi dan tindakan antisipasi apabila terjadi kebakaran.

Pada bagian depan dalam satu deret ruko itu juga terdapat pedestrian selebar 5 kaki atau 1,5 meter. Itulah asal-usul istilah "kaki lima," yang menjadi tempat pedagang kecil berjualan dan sering kali dengan pikulan.

Kaki lima di depan deretan ruko bergaya chinese shophouse yang tersisa di kota Kabanjahe (Dok. Pribadi)
Kaki lima di depan deretan ruko bergaya chinese shophouse yang tersisa di kota Kabanjahe (Dok. Pribadi)

Bangunan kuno berupa ruko zaman dulu bergaya chinese shophouse ini kini berdampingan dengan ruko-ruko yang belakangan dibangun. Pada beberapa bagian kota Kabanjahe terlihat masih tersisa bangunan seperti ini, sebagaimana yang juga tampak pada jejeran ruko yang disebut "kedai panjang" di Pancurbatu, Deli Serdang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun