Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apa yang Patut Aku Harapkan dari Natal dan Tahun Baru?

24 Desember 2021   12:47 Diperbarui: 25 Desember 2021   04:35 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto close up pohon Natal oleh Kevin Bidwell dari Pexels

Setahun ini, Tuhan, semakin banyak saja aku berjumpa dengan orang-orang yang sudah tidak bisa tertawa dengan wajar. Atau orang-orang yang sudah tidak lagi bisa menangis. Karena hatinya sudah beku. Karena hidupnya terlampau tegang.

...

Sebab itu, Tuhan, aku tak menginginkan banyak untuk tahun depan. Aku cuma minta karuniakanlah aku iman dan pengharapan.

Itulah yang paling kubutuhkan. Supaya, betapapun memuakkannya kenyataan, betapapun suramnya pengharapan, aku tetap dapat bertahan. Aku tetap punya gairah untuk berjuang.

Tiga paragraf di atas adalah refleksi dan kesaksian pribadi yang ditulis oleh Pendeta Eka Darmaputra dalam bukunya yang berjudul "Tuhan dari Poci dan Panci" terbitan BPK Gunung Mulia, Jakarta, pada Juli 1977. Kisah itu ditulis pada bagian buku dengan topik yang diberi judul "Bersantai Bersama Dia di Akhir Tahun".

Refleksi itu, meskipun ditulis sekitar 44 tahun yang lalu, masih relevan untuk menjadi permenungan dalam menyambut Natal 2021 dan tahun baru 2022 yang tinggal hitungan hari kali ini. Sebuah tahun yang masih diwarnai oleh berbagai hal, yang langsung atau tidak langsung, terpengaruh oleh pandemi.

Kover buku
Kover buku "Tuhan dari Poci dan Panci" (Dok. Pribadi)

Tahun dengan Hari-Hari yang Penuh Ketegangan

"...semua sudah semakin stress, dan semakin banyak aku lihat orang yang bersedih pada tahun ini dari pada tahun-tahun yang lalu...".

Itu kata anak sulung di keluarga kami pada sesi acara sharing saat natal keluarga yang dilakukan penuh sahaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun