Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inspirasi dari "Beca Online" Pedesaan

11 September 2021   12:33 Diperbarui: 11 September 2021   13:03 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beca bermotor "online" pedesaan (Dok. Pribadi)

Bisa dibayangkan, seingat saya dulu operasi minibus angkutan pedesaan hanya beberapa kali dalam sehari. Pagi dan siang menjelang sore terkait dengan pengangkutan pulang pergi anak sekolah lanjutan (baik tingkat pertama maupun menengah) yang belajar di sekolah-sekolah yang berada di ibukota kecamatan atau kabupaten.

Lebih dari dua kali, perjalanan pulang pergi angkutan pedesaan itu terkadang bisa ditambah sekali lagi untuk membawa penumpang yang menjual hasil bumi ke pasar. Jadi, sehari hanya ada dua dan paling banyak tiga kali perjalanan saja dari dan ke desa.

Berangkatnya pun harus menunggu muatan penuh dulu. Oleh sebab itu, bila hendak pergi ke kota tak jarang kita perlu menunggu duduk berjam-jam di atas angkutan. Sementara sang supir menunggu sambil bermain catur di dalam kedai, entah sampai berapa partai pertandingan.

Meksipun begitu kita takut juga beranjak dari tempat duduk. Bila beranjak takut hilang tempat duduk. Kata orang-orang, "angkat pantat hilang tempat". Kenyataan seperti itu sama sekali jauh dari pengertian masyarakat yang remote dan mobile.

Masyarakat kini hidup dengan mobilitas tinggi, jauh dan dekat tidak menjadi penghalang. Manusia masa kini membawa serta semua keperluan dan kepentingan dalam jaringannya yang terkoneksi.

Menariknya, disrupsi teknologi yang merambah pedesaan turut membentuk perubahan perlilaku masyarakat agraris dalam menjual hasil pertanian dan memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Jadi, gaya hidup seperti ini tidak dibatasi pengertian tunggal tentang cara hidup dalam jaringan (online) seperti penggunaan aplikasi-aplikasi pengantaran (jasa titipan) yang ada di perkotaan. Di desa pun semangat "onlen" ini sudah tumbuh semakin subur.

Seperti pengakuan Markiano, masyarakat desa sudah biasa meminta bantuan para abang beca milenial ini untuk menjualkan hasil pertaniannya ke pasar. Mereka sendiri, para petani itu, tidak perlu ikut ke pasar. Mereka bisa tetap melakukan kesibukan yang lain di ladangnya atau hal lainnya.

Beca bermotor
Beca bermotor "online" pedesaan (Dok. Pribadi)

Selain itu, abang beca ini bisa juga dimintai tolong ke pasar untuk berbelanja barang kebutuhan masyarakat desa. Lagipula nomor telefon masing-masing abang beca terpampang di kaca becanya.

Uang hasil penjualan akan diantarkan ke rumah si petani, berikut barang-barang belanjaan sesuai pesanan. Abang beca menerima imbalan atas jasa mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun