Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bukan Sekadar Komoditi, Hasil Bumi adalah Modal Sosial Pergaulan Masyarakat Agraris

8 Agustus 2021   10:33 Diperbarui: 10 Agustus 2021   08:15 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati ubi jalar yang direbus (Dokpri)

Berbagi dan menikmati hasil bumi adalah modal sosial pergaulan masyarakat agraris. Masing-masing orang membagikan apa yang mereka tanam di ladang atau hanya di pekarangan rumahnya.

Setiap orang tentu hanya bisa membagikan apa yang mereka punyai. Namun, dengan semangat berbagi itu, tampaknya setiap orang dimungkinkan menikmati tidak hanya hasil bumi yang mereka tanam.

Bahkan, bagi orang yang tidak menanam apapun sama sekali bisa ikut menikmati hasil bumi di bumi masyarakat agraris. Bukan dengan cara membeli, tapi yang satu ini dikenal dengan istilah "modal pergaulan".

Saya pernah dibagikan ubi jalar, kentang, dan ubi kayu oleh seorag teman. Satu pun di antara hasil bumi itu tidak ada yang saya tanam sendiri. 

Bahkan, tidak pula oleh teman yang membagikannya kepada saya itu. Melainkan dibagikan oleh temannya teman saya itu yang memang seorang petani dan memiliki ladang untuk bercocok tanam.

Saya sering kali memetik kebaikan alam dari tanaman yang tumbuh liar. Salah satunya dari tumbuhan "bungke rimbang" yang buahnya bisa diolah menjadi sayur.

Tanaman
Tanaman "bungke rimbang" yang tumbuh liar (Dokpri) 

Buah
Buah "bungke rimbang" diolah menjadi sayur yang ditumis (Dokpri) 

Menyadari diri tinggal di daerah agraris, tapi tidak berprofesi sebagai petani, maka istri saya mengolah pemberian teman itu untuk kami nikmati bersama dengan teman saya yang suka berbagi itu.

Setiap minggu, pada hari Sabtu dan Minggu, sudah menjadi kebiasaan kami untuk tinggal di sebuah pondok di puncak bukit. Teman saya itu dan istrinya juga tinggal di puncak bukit itu. Mereka hanya tinggal berdua dan sudah lanjut usia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun