Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghidupi Makna Peribahasa dan 5 Ungkapan tentang Bunga di Tepi Jalan Desa Raya

11 Juni 2021   01:00 Diperbarui: 11 Juni 2021   08:58 2044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Bunga di Tepi Jalan Desa Raya, Berastagi, Tanah Karo| Dokpri

Penjual bunga krisan di sepanjang jalan Pasar PU Raya, Berastagi, Tanah Karo| Dokpri
Penjual bunga krisan di sepanjang jalan Pasar PU Raya, Berastagi, Tanah Karo| Dokpri
Nah, salah satu yang menarik dicermati dalam mata rantai perbungaan ini adalah dalam hal pemasarannya. Salah satu cara pemasarannya adalah dengan menggelar bunga-bunga ini di tepi jalan pada sebuah pasar yang sudah cukup tua, yang diberi nama pasar PU Raya. Hari pasarnya adalah hari Rabu dan Sabtu setiap minggunya.

Pemasaran ini memungkinkan petani langsung menjual ke para pembeli. Selain itu, sepanjang jalan nasional yang menghubungkan kota Kabanjahe dan Medan di sekitar desa Raya ini juga banyak berdiri kios-kios warga yang setiap hari menjual bunga, tidak hanya pada saat hari pasar.

Lagi pula jalan nasional ini juga adalah salah satu jalan utama yang menghubungkan baik 4 kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten Karo maupun Provinsi Aceh dengan kota Medan, ibu kota Sumatera Utara. Jadi lalu lintas kendaraan cukup ramai di sini. 

Semoga saja para pengguna jalan tidak sekadar "kelaling-kelaling", jalan ke sana ke mari tak tentu arah sehingga bahkan tidak melirik bunga-bunga yang cantik di tepi jalan ini.

Penjual bunga krisan di sepanjang jalan lintas Kabanjahe-Medan| Dokpri
Penjual bunga krisan di sepanjang jalan lintas Kabanjahe-Medan| Dokpri
Walaupun demikian, ada juga mekanisme pemasaran yang menghubungkan petani dengan broker, kemudian ke para pengecer, hingga akhirnya ke para pembeli. Sebagai mata pencaharian utama warga desa, maka naik turun permintaan pasar atas komoditi yang lekat dengan keindahan ini sangat menentukan kesejahteraan warga desa secara umum.

Apalagi sejak masa-masa awal pandemi covid-19 pada tahun 2020 yang lalu, di mana perayaan hari-hari besar keagamaan juga dibatasi. Hal ini berdampak terhadap turunnya permintaan akan bunga-bunga yang biasa tinggi pada masa-masa menjelang dan selama hari raya Paskah, Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.

Taman 1.000 Bunga Desa Raya, Berastagi, Tanah Karo| Dokpri
Taman 1.000 Bunga Desa Raya, Berastagi, Tanah Karo| Dokpri
Namun, ada lagi harapan yang menggembirakan karena di desa ini sudah berdiri Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang mengelola sebuah taman wisata yang diberi nama "Taman 1.000 Bunga." Pengelolaannya sudah bagus, sehingga mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari berbagai pihak.

Semoga saja ini menjadi tonggak kebangkitan kembali harumnya bunga-bunga desa Raya yang berdampak bagi kesejahteraan warga desa, dan menginspirasi desa-desa lainnya di Tanah Karo.

Baca juga:  Dari Keindahan Taman 1.000 Bunga Desa Raya, Tersemai Kesejahteraan dan Kemandirian Desa

5 Ungkapan tentang Bunga

Inilah 5 hal yang bisa digali dan dicermati dari riwayat dan realitas kehidupan para petani dan penjual bunga di tepi jalan desa Raya, yang dihubungkan dengan ungkapan populer tentang bunga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun