Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dalam Keheningan yang Riuh

6 Mei 2021   22:19 Diperbarui: 6 Mei 2021   22:34 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keheningan yang riuh (Foto oleh Josh Hild dari Pexels)

Tidak terlalu buruk. Apa yang ada itulah yang terbaik.

Peristiwa kemarin, kejadian hari ini, tidak pernah cukup menyingkap tabir masa depan. Jari-jemari berkejaran mengalahkan akal. Meskipun takpernah lari gunung dikejar.

Mengudar soal sering kali meskipun tak jelas pasal. Sebagian hal terjadi, sebagian lagi khayal belaka. Sebagian percaya meski tak terlihat kasat mata, sebagian lagi percaya hanya apa yang tampak nyata.

Sungguhkah berbahagia yang percaya walaupun tidak melihat? Selalu ada pilihan jalan lain. Datang sebuah jawaban tanpa suara, untuk sebuah tanya dalam bisu.

Oh, rupanya ini hanya tanya jawab tanpa soal. Bertemu tanpa bersua muka. Paradoks keheningan yang riuh. Damai yang melampaui akal, tapi bisa juga menjadi huru-hara.

Ya, apa yang ada itulah yang terbaik. Menjalin jemari, memelihara hati dan pikiran. Tersisa sedikit kenyataan, meskipun hanya terasa dalam semilir angin, dan keramahan dalam bisunya malam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun